Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak. Pesawat tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 dan menewaskan 62 orang.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo memaparkan, dugaan utama penyebab kecelakaan disebabkam oleh gangguan sistem mekanikal pesawat.
Dugaan ini terkuak, setelah KNKT melihat data dari flight data recoder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
"Kita lihat bahwa saat climbing terjadi perubahan mode auto pilot yang sebelumnya menggunakan flight management komputer berpindah menggunakan mode kontrol pannel," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (3/11/2022).
Nurcahyo menjelaskan, gangguan sistem mekanikal membuat tuas pengatur tenaga atau auto-throttle tidak berfungsi baik. Akibatnya, tuas dorong atau Thrust lever kanan tidak bisa digerakkan, sedangkan thrust lever kiri tetap bergerak.
"Kami menyakini bahwa gangguan pada Thrust lever ini adalah gangguang pada mekanikal. Bukan gangungan pada komputernya," ucap dia.
"Kemudian, karena padatnya penerbangan hari itu dan kebetulan ada pesawat dengan tujuan yang sama, penerbangan SJY182 diminta Air Traffic Controller (ATC) untuk berhenti di ketinggian 11.000 kaki. Menjelang ketinggian 11.000 kaki, maka tenaga mesin sudah berkurang karena sudah mencapai ketinggian yang diminta," lanjutnya.
Selain itu, Nurcahyo menyebut, adanya keterlambatan Monitor (CTSM) untuk menonaktifkan auto-throttle pada saat pesawat keadaan miring atau asimetri, sehingga membuat asimetri yang semakin besar.
"Jadi, kurangnya monitoring pada instrumen dan posisi kemudi yang miring mungkin telah menimbulkan asumsi bahwa pesawat miring sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai. Pemulihan ini tidak bisa dilaksanakan secara efektif dan tepat waktu," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya