Suara.com - Harga emas jatuh ke level terendah lebih dari satu bulan pada perdagangan hari Kamis, karena dolar dan imbal hasil US Treasury melonjak setelah pernyataan hawkish dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell, merusak daya tarik logam non-yielding itu.
Mengutip CNBC, Jumat (4/11/2022) harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD1.629,97 per ounce, setelah jatuh lebih dari 1 persen sebelumnya, menyentuh level terendah sejak 28 September 2022.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 1,2 persen lebih rendah menjadi USD1.630,9 per ounce.
"Saya tidak melihat gelombang balik arah bagi emas dan itu mengumpulkan momentum bullish lagi sampai setelah The Fed selesai menaikkan suku, mungkin tidak sampai Maret 2023," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures di Chicago.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, Rabu, sesuai ekspektasi. Powell mengatakan "sangat prematur" untuk memikirkan jeda dan bahwa puncak suku bunga kemungkinan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga Amerika karena hal ini meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Dolar melonjak 1,4 persen membuat emas lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Imbal hasil US Treasury 10-tahun mendekati puncaknya baru-baru ini.
"Kita bisa melihat penurunan lebih lanjut (dalam emas) menuju posisi terendah September dan kemungkinan penembusan level USD1.600, jika imbal hasil terus meningkat," kata Michael Hewson, Kepala Analis Pasar CMC Markets Inggris.
Fokus sekarang beralih ke data non-farm payrolls Amerika untuk periode Oktober-akan dirilis Jumat-yang dapat menawarkan lebih banyak kejelasan tentang lintasan kenaikan suku bunga The Fed.
Baca Juga: The Fed Kerek Suku Bunga, Harga Emas Dunia Berangsur Turun
Menawarkan dorongan untuk emas, data menunjukkan industri jasa Amerika tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir 2,5 tahun pada Oktober, menunjukkan kenaikan suku bunga Fed menghambat permintaan dalam perekonomian secara keseluruhan.
Harga perak di pasar spot naik 0,9 persen menjadi USD19,45 per ounce, platinum turun 0,5 persen menjadi USD925 sementara paladium anjlok 2,4 persen menjadi USD1.811,15.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global