Suara.com - Makin agresifnya sejumlah Bank Sentral negara dunia dalam menaikkan suku bunga acuannya bakal berdampak luar biasa terhadap roda perekonomian global.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, jika kondisi ini terus berlangsung, bisa membuat gerak perekonomian akan melambat.
"Kalau di tiap negara suku bunga dinaikkan, gerak ekonomi akan ada perlambatan," kata Suahasil saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Kenaikan suku bunga ini, kata Suahasil, akan membuat cost of fund meningkat. Cost of fund sendiri adalah biaya yang harus dibayar oleh suatu lembaga keuangan atau bank atas penggunaan uang yang sumbernya dari pihak lain seperti dari nasabah.
"Karena cost of fund meningkat, yang tadinya sudah siap investasi jadi mikir, ini suku bunga lagi naik," katanya.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve pada hari Rabu (2/11/2022) menyetujui kenaikan suku bunga 75 basis poin yang keempat berturut-turut dan mengisyaratkan perubahan potensial dalam bagaimana pendekatan kebijakan moneter untuk menurunkan inflasi.
Mengutip CNBC, Kamis (3/11/2022), bank sentral menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sebesar 0,75 poin persentase ke kisaran target 3,75 persen 4 persen, level tertinggi sejak Januari 2008.
Langkah tersebut melanjutkan pengetatan kebijakan moneter yang paling agresif sejak awal 1980-an, terakhir kali inflasi setinggi ini.
Seiring dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga, pasar juga telah mencari bahasa yang menunjukkan bahwa ini bisa menjadi pergerakan 0,75 poin terakhir, atau 75 basis poin.
Baca Juga: The Fed Kerek Suku Bunga 75 Bps 4 Kali Berturut-turut
Pernyataan baru mengisyaratkan perubahan kebijakan itu, mengatakan ketika menentukan kenaikan di masa depan, The Fed akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan di mana kebijakan moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi dan inflasi, dan perkembangan ekonomi dan keuangan.
Para ekonom berharap ini adalah yang banyak dibicarakan tentang “penurunan” dalam kebijakan yang dapat melihat kenaikan suku bunga setengah poin pada pertemuan Desember dan kemudian beberapa kenaikan kecil pada tahun 2023.
Bank of England (BoE) mengangkat suku bunga Inggris menjadi 3 persen dari 2,25 persen dalam kenaikan tunggal terbesar sejak 1989, karena memerangi kekuatan kembar dari ekonomi yang melambat dan inflasi yang panas.
Sedangkan di dalam, negeri Bank Indonesia (BI) mengikuti agresifnya sejumkah bank sentral dunia dalam mengkerek naik suku bunga acuannya.
Setelah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) pada September, BI kembali menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,50 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Medical Advisory Board, Langkah AdMedika Dalam Perkuat Tata Kelola Medis
-
Ajang Anugerah Media Humas - Komdigi 2025: Telkom Raih Dua Penghargaan Terbaik
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.322.000 per Gram
-
Gelar RUPSLB, CRSN Tambah Portofolio Bisnis
-
Daftar Maskapai Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta, Mulai Berlaku Pekan Ini
-
Rupiah Kian Tertekan, Dibuka Melemah ke Rp16.754 per Dolar AS
-
IHSG Terus Meroket, Betah Naik di Level 8.400
-
BI Bakal Hati-hati Kelola Utang Indonesia yang Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Usai CEO Ditangkap, OJK Pantau Ketat Tim Likuidasi Investree