Suara.com - Kripto jadi salah satu aset yang sulit untuk diatur oleh pihak berwenang, tidak terkecuali di Indonesia. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar bahkan mengaku aset ini kerap bermasalah.
"Urusan kripto memang nggak pernah mudah. Di seluruh dunia pun masih menjadi perdebatan karena memang diawal cryptocurrency itu didesain bukan untuk diregulasi, didesain untuk tidak diregulasi," ucap Mahendra dalam acara Outlook Economic 2023, di Ballroom Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022) lalu.
Saat ini, OJK jadi otoritas yang berhak mengatur sekaligus mengawasi kripto di dalam negeri sebagaimana dijelaskan melalui UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).
"Tapi dengan perkembangannya, sudah jadi begitu besar, sehingga menjadi masalah kalau tidak diregulasi,' sambung dia.
Mengantisipasi berbagai hal di masa depan, Mahendra menyebut, saat ini seluruh dunia tengah berdiskusi untuk membuat aturan guna mengawasi aset tersebut.
Atas perkembangan inilah, Mahendra mengatakan, seluruh regulator di dunia berdiskusi terkait hal ini hingga pembentukan regulasi tak bisa terelakkan. Untuk tahapan awalnya, Mahendra mengatakan, pengawasan akan dilakukan pada aset kripto berjenis stablecoin.
Menurut Mahendra, stablecoin jadi salah satu aset kripto yang paling disorot karena keterkaitannya dengan mata uang.
"Persoalan di kita yang dilakukan selama ini, underline asetnya, transaksinya, selama ini bukan di Indonesia, tapi di tempat lain. Jadi yang dilakukan di Indonesia adalah trading. Sementara, kita inginkan fundrisingnya, dananya, terkait dengan aset dan pertumbuhan perkembangan ekonomi Indonesia," ujar dia.
Mahendra menjelaskan, pemerintah harus lebih tegas dan jelas dalam menangani kasus terkait kripto. Selain itu, aset kripto juga harus lebih diperjelas guna mengenali tujuannya.
Baca Juga: Elon Musk Mendadak Jual Triliunan Saham Tesla, Mau Borong Bitcoin dan DOGE?
Berita Terkait
-
Alasan Tokocrypto PHK Massal Karyawan Usai Dicaplok Binance
-
Terlilit Utang Akulaku, Kredivo, dan Shopee, 121 Mahasiswa IPB Dapat Keringanan
-
Sulit Menguat, Harga Bitcoin Berpotensi Anjlok di Bawah US$16,500
-
6 Prediksi Harga Bitcoin dan Kripto Lainnya Pada Tahun 2023, Capai ATH?
-
Elon Musk Mendadak Jual Triliunan Saham Tesla, Mau Borong Bitcoin dan DOGE?
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN