Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan prediksi berbeda soal prakiraan cuaca di wilayah Jabodetabek. Salah satu penyebabnya, Indonesia dinilai belum menjadi negara dengan teknologi ramalan cuaca paling mutakhir. Metode yang digunakan berpotensi memunculkan hasil prediksi yang berbeda.
Awalnya BRIN mengumumkan wilayah Jabodetabek bakal diterjang badai yang disebabkan oleh fenomena meteorologi, khususnya dari Laut Jawa dan Samudra Hindia. Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah prediksi BRIN tersebut. BMKG menyatakan tidak ada badai hari ini, namun ada kemungkinan hujan sangat deras di wilayah Jabodetabek hingga 30 Desember.
Perdebatan kedua lembaga riset itu bahkan membuat Presiden Joko Widodo harus turun tangan. Pada Rabu (28/12/2022), Jokowi memastikan bahwa terkait informasi prakiraan cuaca hanya bisa didapat dari data BMKG.
Melihat fenomena perbedaan prakiraan cuaca di Indonesia, apakah hal serupa juga terjadi di luar negeri? Negara dengan teknologi ramalan cuaca paling mutakhir pastinya akan memprakirakan cuaca dengan lebih akurat daripada Indonesia. Berikut negara-negara dengan perkembangan teknologi paling cepat tersebut seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Jerman
Negara-negara empat musim terkenal dengan teknologinya yang canggih, termasuk untuk memprediksi cuaca. Di negara tersebut, persiapan musim dingin harus dilakukan jauh-jauh hari, terutama menyediakan cukup energi untuk mengaktifkan penghangat dan aktivitas lain yang kebanyakan berada di rumah.
Jerman menjadi salah satu negara Eropa dengan teknologi paling canggih. Kendati lebih dikenal sebagai negara penghasil mobil-mobil terbaik, teknologi untuk memprediksi cuaca juga tidak kalah canggih.
2. Jepang
Di kawasan Asia Timur, Jepang dikenal sebagai negara dengan industri teknologi yang maju. Tak kalah dari Eropa. Sebagai negara kepulauan, Jepang juga fokus dengan pengembangan teknologi cuaca. Di samping itu, Jepang juga negara yang dikenal rawan akan tsunami dan gempa bumi.
Baca Juga: Prediksinya Tak Terbukti, BRIN Dibentuk Era Jokowi Dewan Penasihatnya Megawati
3. Amerika Serikat
Baru-baru ini, Amerika Serikat diterjang cuara ekstrem yang menyebabkan lalu-lintas lumpuh. Sekitar 60 persen wilayah Negeri Paman Sam dihantam badai salju yang membuat hari Natal lumpuh. Puluhan orang bahkan dikabarkan meninggal dunia. Peristiwa ini mendorong Amerika Serikat terus mengembangkan teknologi canggih untuk memprediksi cuaca dan memitigasi cuaca ekstrem.
4. Israel
Warga Israel banyak merantau ke Amerika Serikat untuk bekerja di bidang teknologi. Mereka kemudian pulang untuk mengembangkan negaranya di sektor yang sama, termasuk teknologi memprediksi cuaca.
5. Swedia
Swedia merupakan merupakan negara yang terkenal rajin mengembangkan web dan aplikasi. Tidak hanya Skype dan Spotify yang terkenal secara global, negara ini juga mengembangkan aplikasi pemantau cuaca seperti Sverige Vader.
Berita Terkait
-
Badai Dahsyat Tak Terbukti, Klarifikasi Kepala BRIN: Itu adalah Pendapat Personal
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Makin Tinggi Hingga 1 Januari 2023
-
Prediksinya Tak Terbukti, BRIN Dibentuk Era Jokowi Dewan Penasihatnya Megawati
-
Prediksi Hujan Badai Bikin Publik Heboh, Kepala BRIN Klarifikasi: Itu Pendapat Personal Periset
-
BRIN Bikin Heboh soal Badai, Wapres: Yang Berwenang Umumkan Cuma BMKG
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani