Suara.com - Jumlah perokok masyarakat Indonesia terbilang sangat tinggi, diperkirakan 65 juta penduduk RI gemar melakukan 'sebats dulu' setiap harinya, kondisi ini tentu harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah.
Peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Amaliya mengatakan Indonesia perlu mencontoh negara Amerika Serikat, Inggris dan Italia untuk mengurangi jumlah perokok. Dia bilang negara-negara tersebut berhasil mengurangi jumlah perokok.
"Inggris mendukung penggunaan produk tembakau alternatif sebagai upaya untuk menekan prevalensi merokok dan menjadikan produk-produk tersebut sebagai opsi bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya," kata Amaliya dikutip Rabu (25/1/2023).
Berdasarkan hasil kajian ilmiah yang dilakukan Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada tahun 2018 yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018.” Dia bilang rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan menerapkan sistem pemanasan, bukan pembakaran seperti rokok pada penggunaannya, sehingga dapat mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
Menurut Amaliya, Pemerintah Indonesia seharusnya melakukan langkah serupa demi menurunkan angka perokok yang tinggi sekaligus meningkatkan perbaikan kualitas kesehatan publik di negara ini.
“Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan dapat menjadi solusi komplementer yang sejalan dengan berbagai program dan upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah," katanya.
Salah satu bukti efektivitas rokok elektrik dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review yang dipublikasikan pada November 2022 lalu.
Laporan tersebut merangkum hasil riset dari Amerika Serikat (34 studi), Inggris (16 studi), dan Italia (8 studi). Hasil dari laporan tersebut menunjukkan bahwa perokok berpotensi besar untuk beralih dari kebiasaannya setelah menggunakan rokok elektrik selama enam bulan dibandingkan menggunakan terapi pengganti nikotin.
Secara lebih detailnya, dari 100 orang yang menggunakan rokok elektrik, terdapat 9 hingga 14 perokok memiliki peluang untuk berhasil beralih dari kebiasaan merokok.
Sementara itu, dari 100 orang yang menggunakan terapi pengganti nikotin, hanya 6 perokok yang berpotensi sukses untuk beralih dari kebiasaannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur