Suara.com - Hasil survei nasional yang dilakukan oleh Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) mengungkap bahwa polarisasi politik di Indonesia fakta terjadi baik dalam dimensi dunia maya maupun dunia nyata.
Salah satu isu yang terpotret dalam hasil survei tersebut dan berpotensi akan muncul pada pemilu tahun 2024 nanti, masalah sentimen asing-aseng. Terutama terkait dengan investasi dari China. Selain isu lain seperti agama, kebutuhan pokok dan lainnya yang bisa menimbulkan polarisasi politik di tengah-tengah masyarakat.
Menanggapi temuan itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai polarisasi yang sering dibangun oleh pihak-pihak tertentu akan berdampak bagi politik Indonesia di tahun 2024.
Oleh karena itu, Bahlil memastikan polarisasi tersebut tidak berpengaruh terhadap investasi-investasi di Indonesia. Maka, sebagai pemerintah sudah tentu berharap semua pihak bisa menjaga stabilitas poltik sehingga tidak terjadi polarisasi ekstrem yang bisa memecah belah masyarakat.
“Tadi saya katakan bahwa polarisasi ini akan memberikan dampak pada stabilitas politik, saya menyarankan bahwa pemilu diagendakan 2024 dan karena itu stabilitas politik sebagai syarat mutlak untuk bagaimana pertumbuhan investasi kita bisa tercapai,” kata Bahlil dalam Rilis Survei Nasional bertajuk "Polarisasi Politik di Indonesia: Mitos atau Fakta?".
Dikatakan Bahlil, negara Indonesia memiliki suku yang banyak dari Aceh hingga Papua. Kemudian memiliki agama yang beragam yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu.
"Mengingat kita berbeda-beda suku, berbeda-beda agama, keyakinan juga dengan apa yang diyakini dalam ajaran agamanya, ini saja sudah berpotensi menurut saya itu satu," ungkap Bahlil.
Dalam konteks itu, Bahlil menilai perbedaan yang ada di Indonesia adalah hal lumrah, karena Islam sendiri mengamini perbedaan itu, tetapi ia menekan perbedaan tersebut untuk menyatukan dan bukan memecah.
Bahlil kemudian mencontohkan suasana di kampung halamannya di Fakfak, Papua Barat yang begitu harmonis dan mampu menjaga serta menghormati perbedaan.
Baca Juga: DPR Dukung Bahlil Gencarkan Proyek Substitusi Impor Senilai Rp 60 Triliun
“Tadi juga saya sudah sampaikan jika perbedaan itu tahmat dalam Islam, saya kebetulan dari Papua, itu khususnya di kampung saya di Fakfak itu dalam satu keluarga itu ada Katolik, Protestan dan ada Islam dan itu biasa-biasa saja, bahkan rumah saya di Fak-Fak itu berbelahan dengan gereja,” jelasnya.
Menurut Bahlil, perbedaan itu sudah ada sejak nenek moyang bangsa Indonesia sejak dulu, sehingga tidak tepat jika belakangan ini dipertentangkan. Bahlil lalu menceritakan pengalamannya pada saat bulan puasa yang sangat berkesan.
"Ketika bulan puasa, yang memasak untuk sahur adalah saudara-saudara kami yang beragama Kristen. Kalau kami puasa, mau hari raya yang memperbaiki masjid kami itu adalah saudara-saudara kami, sepupu-sepupu kami yang beragama Kristen. Kalau saudara-saudara saya Kristen yang mau natalan maka kami yang memperbaiki gereja. Gak ada masalah itu, kami baik-baik saja," paparnya.
Tidak hanya itu, Bahlil mengaku ketika saudaranya yang beragama Katolik, meski dirinya sebagai seorang muslim tetapi ia datang ke rumah saudaranya tersebut untuk berkunjung.
"Makanya karena saya tahu mereka ada makanan, mohon maaf babi atau anjing, maka piring mereka yang bekas makan itu tidak diletakkan untuk kami, makan di bekas itu, begitu arti menghargainya perbedaan," kenang Bahil
Bahlil juga mengaku pernah mengenyam pendidikan di sekolah Kristen, tetapi hal itu tidak membuat hubungan pertemanan diantara mereka yang berlainan keyakinan terganggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
OJK Beberkan Update Kasus Gagal Bayar P2P Akseleran
-
Relokasi Rampung, PLTG Tanjung Selor Berkapasitas 20 Mw Mulai Beroperasi
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako
-
Transformasi Makin Cepat, Potensi Ekonomi Digital Bisa Tembus 360 Miliar Dolar AS