Suara.com - Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana mengakui Indonesia mengalami kerugian besar setelah gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Pasalnya, kerugian yang dialami Indonesia tidak hanya pada turnamen, namun juga pada beberapa aspek, seperti ekonomi, masa depan pemain hingga peluang Indonesia mengajukan diri jadi tuan rumah Olimpiade maupun Piala Dunia senior.
Menurut lelaki yang akrab disapa Coach Justin itu, peluang Indonesia memperkenalkan sepak bolanya ke level internasional benar-benar terkubur.
Bahkan, kesempatan pemain-pemain muda Indonesia untuk merumput di klub-klub Eropa atau Asia ikut terkubur karena akan jauh dari pantau para pemandu bakat dunia.
“Kalau orang bilang hanya karena kasihan sama pemain salah besar, karena impact nya jauh lebih besar. Gua kasih contoh ya, satu ajang turnamen ini itu adalah ajang pencarian bakat oleh skating di seluruh dunia, karena mencari pemain muda mumpung masih murah dan peluang itu kita hilang,” kata Coach Justin seperti dikutip dalam video pendek, Senin (3/4).
“Kita juga hilang peluang untuk mengajukan Olimpiade, Piala Dunia dan lain-lain, kita dicoret karena faktor Israel,” sambungnya.
Kerugian lain, lanjut kritikus sepak bola ini, Indonesia gagal mempromosikan potensi kekayaan alam yang ada di bangsa ini, dari pariwisata, kuliner hingga kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
“Ketiga peluang untuk secara tidak langsung mempromosikan Indonesia, orang-orang yang tidak tahu Indonesia akan datang, keluarganya, kerabatnya atau yang disponsori. Oh Indonesia ternyata begini ya, oh negara top, indah, orangnya ramah makanannya enak semua murah pariwisata, kita kehilangan itu,” ucapnya.
Dikatakan Coach Justin, satu generasi Timnas Indonesia akan terputus karena tidak memiliki jam terbang internasional. Apalagi, Timnas U-20 yang sudah disiapkan berlaga di Piala Dunia U-20 2023 telah resmi dibubarkan, artinya calon pemain Timnas senior miskin pengalaman internasional.
Baca Juga: Beda Sendiri! Liga Palestina Terbelah 2, Jalur Gaza dan Tepi Barat
“Kehilangan peluang untuk adik-adik kita yang usianya 17, 18, 19 di mana mereka akan jadi pemain Timnas senior, cari jam internasionalnya. Gua melihat pemain dan sepak bola Indonesia mendapatkan peluang yang besar untuk mengangkat nama kita di dunia internasional sehingga orang tahu. Emang lu berpikir orang di Zimbabwe tahu kalau Indonesia main bola,” ungkapnya.
Lebih jauh mantan pelatih Timnas Futsal Indonesia itu, Indonesia saat dikenal sebagai negara yang tidak suka dengan Israel dan menjadi catatan tersendiri oleh FIFA ke depan, hingga menutup peluang Indonesia menjadi tuan rumah event-event olahraga internasional.
“Sekarang nama Indonesia di FIFA, FIFA itu organisasi lebih besar daripada United Nations, daripada PBB, lebih besar suara mereka itu luar biasa kuatnya. Sekarang nama Indonesia dikenal sebagai negara yang anti Israel, mendapatkan kembali kepercayaan dari FIFA asli berat,” jelasnya.
Pandit sepak bola ini menyayangkan sikap para tokoh yang menolak Israel ikut serta dalam Piala Dunia U-20 hingga berdampak pada pencoretan Indonesia dari tuan rumah. “Orang-orang yang melawan itu cuma bilang oh ya Israel, nanti kita dukung Palestina, it's oke nggak ada masalah tapi mereka nggak mikir dampaknya ini dahsyat,” bebernya.
Padahal, Coach Justin begitu yakin Indonesia akan sukses menjadi tuan rumah di bawah kepemimpinan Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI. Sepak terjang Erick Thohir dalam menyelenggarakan event internasional sudah terbukti, dan kesuksesan ini nanti menjadi pintu masuk bagi Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade dan Piala Dunia senior.
“Bahkan gua berani bilang kalau kita berandai ini event akan sukses, karena yang pegang Erick Thohir. Erick Thohir sudah terbukti dengan Asian games yang sukses dan ini kan tidak jauh berbeda, makannya kalau Erick Thohir yang pegang ini akan sukses dan kita punya CV untuk mengorganize Olimpiade, mengorganize Piala Dunia yang senior, sekarang peluang ini gone just like this,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu