Suara.com - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus menghadapi persoalan dalam menerbitkan surat utang atau obligasi. Kekinian, dalam rencana penerbitan itu ada risiko dan gagal bayar dan komitmen penyelesaian utang.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, melimpahnya likuiditas di pasar obligasi tak menurunkan kehati-hatian investor dalam memilih portofolio investasi pada instrumen surat utang.
Menurutnya, kasus gagal bayar bunga obligasi yang menimpa sejumlah emiten baru-baru ini akan menjadi sentimen negatif bagi penerbitan green bonds PGEO dikarenakan status perseroan yang juga merupakan anak usaha perusahaan pelat merah, yaitu Pertamina.
"Walaupun nggak sampai default, tapi ini mengganggu kepercayaan investor. Untuk itu memang dibutuhkan keterbukaan informasi dari regulator dan perusahaan itu sendiri," ujarnya yang dikutip, Rabu (3/5/2023).
Selain itu, lanjut Ramdhan, peringkat BBB- dari lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings untuk green bonds PGEO dinilai terlalu berisiko bagi investor. Pasalnya, rating BBB- merupakan tingkat kelayakan investasi paling rendah.
"Ini terlalu berisiko, makanya perseroan harus membuktikan bahwa mereka mempunyai komitmen yang baik dalam penyelesaian utang-utangnya," tutur dia.
Dari sisi korporasi, papar Ramdhan, PGEO harus menanggung tingkat bunga yang lebih tinggi pada penerbitan surat utang luar negeri perdananya, apalagi emisi hasil obligasi akan digunakan untuk membayar utang kembali alias refinancing.
"Kalau tidak punya history rilis surat utang, yang harus ditanggung memang cost of fund pasti lebih tinggi," imbuh dia.
Di sisi lain, kata Ramdhan, komitmen penyelesaian utang-utang PGEO juga belum teruji di pasar sehingga pelaku pasar akan lebih berhati-hati.
Baca Juga: Kementerian PUPR Buka Suara Soal Sepinya Investor Proyek IKN
"Makanya untuk emiten-emiten yang sudah rutin menerbitkan obligasi dan mempunyai catatan baik di pasar akan lebih mudah diterima investor," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan
-
VIVO dan BP-AKR Batalkan Pembelian BBM dari Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Biang Kerok