Suara.com - Istilah content is king tentu sudah tidak asing lagi. Konten dianggap sebagai aset penting yang harus diperhatikan untuk berbagai kebutuhan, seperti branding maupun advertising. Kini, berbagai jenis konten banyak bermunculan dan menjadi viral di tahun ini.
Agar bisa menarik perhatian, konten perlu dibuat semenarik mungkin sehingga dapat meningkatkan engagement rate atau interaksi audiens (seperti like, komentar, dan share) terhadap suatu konten.
Lalu, jenis konten apa saja yang populer di berbagai platform media sosial, yang bisa digunakan untuk meningkatkan engagement?
Marketing coach Oky Andries yang telah berpengalaman menangani berbagai macam brand dan membantu lebih dari 29.000 pengusaha untuk sukses, mengatakan bahwa untuk membuat konten menarik ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, seperti memiliki relevansi dengan audiens, memiliki kreativitas tinggi, bersifat informatif, dan mampu melibatkan emosi para audiens.
Dari sekian banyak konten yang viral di tahun ini, berikut 5 jenis konten populer menurut Oky Andries.
1. Dance Challenge
Konten Dance Challenge awalnya dibuat oleh para konten kreator. Konten ini dengan cepat menyebar dan menarik perhatian audiens. Dance challenge melibatkan serangkaian gerakan menari yang rumit, membuat audiens tergoda untuk mencobanya sendiri.
Selain para konten kreator, pelaku usaha yang memiliki media sosial di TikTok turut mengikuti dance challenge demi mengikuti tren media sosial. Sebagai contoh, Share It berhasil meningkatkan brand awareness mereka melalui kampanye dance challenge di TikTok, yang meningkatkan engagement dari audiens dan target market.
2. Tutorial
Baca Juga: Jin BTS Ungkap Alasan Kenapa Dirinya Membahas Disband di Pidato MAMA 2018
Konten tutorial juga menjadi salah satu jenis konten yang menarik perhatian audiens. Hampir 83% pengguna media sosial lebih menyukai konten tutorial dalam bentuk video. Konten tutorial memberikan panduan tentang cara membuat, menggunakan, atau melakukan sesuatu dengan cara yang jelas dan informatif.
3. Hiburan dan Komedi
Konten hiburan dan komedi juga menjadi favorit audiens di berbagai platform media sosial. Konten ini ringan dan menghibur, mencakup lip sync, meme, sketsa komedi, dan prank. Kreator juga dapat menggunakan filter unik dan lucu pada media sosial masing-masing untuk menghibur audiens.
4. Fakta atau Informasi
Konten berupa fakta atau informasi juga tetap diminati di media sosial. Bersamaan dengan tujuan penggunaan media sosial, yakni untuk menyampaikan informasi, konten edukatif menjadi suatu hal yang seringkali membuat orang-orang merasa penasaran. Konten edukatif yang disajikan dalam durasi singkat mampu menarik perhatian dan ketertarikan audiens.
Contoh konten ini adalah tentang ide-ide kencan yang sering dicari oleh audiens. Seringkali para pengguna media sosial mencari-cari informasi mengenai suatu topik di internet dan juga media sosial. Pelaku usaha dapat menggunakan konten edukatif sebagai sarana promosi di media sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok