Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan sore hari ini, Selasa (25/7/2023) nyaris tembus Rp15.000 meski mata uang garuda bergerak menguat.
Mengutip pasar spot, rupiah ditutup menguat menguat 28 poin atau plus 0,19 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya, penguatan ini usai Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.007 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Senada, mata uang di kawasan Asia mayoritas ditutup di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,06 persen, ringgit Malaysia naik 0,08 persen, peso Filipina menguat 0,16 persen, dolar Singapura menguat 0,23 persen, won Korea Selatan melesat 0,36 persen, dan yuan China melesat 0,60 persen.
Namun, pelemahan dialami oleh rupee India yang melemah 0,05 persen dan baht Thailand jatuh 0,11 persen. Sedangkan dolar Hong Kong mandek.
Di lain sisi, mata uang negara maju dominan kokoh. Poundsterling Inggris naik 0,21 persen, euro Eropa minus 0,03 persen, franc Swiss menguat 0,08 persen, dolar Kanada tumbuh 0,02 persen, dan dolar Australia plus 0,40 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen pada Juli 2023. Keputusan ini merupakan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 24-25 Juli 2023.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75 persen ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024.
"RDG juga mempertahanakan, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50 persen," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Baca Juga: Kinerja Rupiah Paling Kuat Dibanding Peso Filipina Hingga Baht Thailand
Sementara, Perry memaparkan, suku bunga kredit juga masih rendah yaitu sebesar 9,34 persen pada Juni 2023. Sedangkan, suku bunga deposito 1 bulan pada bulan Juni sebesar 4,14 persen.
"Kami, terus memastikan kecukupan likuiditas untuk terjaganya stabilitas sistem keuangan dan meningkatnya kredit/pembiayaan guna berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional," imbuh dia.
Dari sisi permodalan, lanjut Perry, Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 26,07 persen pada Mei 2023. Kemudian, dari sisi Risiko kredit tetap terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah, yaitu 2,52 persen (bruto) dan 0,77 persen (neto) pada Mei 2023.
Likuiditas perbankan pada Juni 2023 terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,79 persen (yoy).
"Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat. Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan serta momentum pemulihan ekonomi," pungkas Perry.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah