Suara.com - PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) mencatat laba bersih sebesar Rp 52 miliar di paruh pertama tahun 2023. Laba bersih ini ditopang dengan angka penjualan yang melesat tajam menjadi Rp 301.705 miliar.
Mengutip keterangan emiten peternakan itu, Selasa (1/8/2023) angka penjualan tersebut tumbuh 191,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kontributor utama pada angka penjualan ini adalah penjualan daging dan distribusi yang sebesar 99% dari of total penjualan, yang pada semester ini tercatat sebesar Rp 297,5 miliar atau tumbuh 77% dibandingkan pendapatan dari penjualan daging dan distribusi pada tahun sebelumnya sejumlah Rp 3,2 miliar.
Sebagai bagian dari Perbaikan Kondisi Keuangan usaha dari Perseroan dalam kuartal 2 ini, ekuitas Perseroan membaik yang disebabkan terjadinya Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan mengeluarkan saham B sejumlah 5.147.058 .824 (Lima miliar seratus empat puluh tujuh juta lima puluh delapan ribu delapan ratus dua puluh empat) saham Seri B dalam bentuk konversi penyelesaian utang Perseroan menjadi saham kepada Asia Agri International Ltd sebesar Rp350.000.000.000,- (tiga ratus lima puluh miliar Rupiah) menjadi 5 .147.058.824 (lima miliar seratus empat puluh tujuh juta lima puluh delapan ribu delapan ratus dua puluh empat) saham Seri B.
Perseroan saat ini, sedang melaksanakan cicilan pembayaran kepada seluruh kreditur Utang Dagang atas dasar Putusan Pengadilan Perkara Niaga (PKPU) yang telah dijalankan semenjak bulan Maret 2023.
Juga dalam usaha Perseroan yang mengaktivkan kembali ijin import untuk Sapi Hidup yang mendapat kuota 12.000 ekor sapi hidup di tahun 2023 dan ijin import untuk Daging Beku.
Semenjak bulan Desember 2022 hingga bulan Juni 2023, Perseroan sudah mengimport Sapi Hidup dari Australia sejumlah kurang lebih 3500 ekor sapi. Sejak awal tahun 2023 ini, Perseroan kembali aktif dalam penjualan Daging Beku dan Sapi Hidup, sehingga seluruh penjualan Perseroan tercermin dalam Laporan Keuangan kwartal 2.
Direktur Utama Estika Tata Tiara, Imam Subowo, mengatakan, meskipun masih berada di iklim
usaha yang menantang karena pasca pandemi COVID-19 dan beralihnya dari Manajemen lama
kepada manajemen baru diharapkan mampu untuk bertumbuh laba lebih baik lagi.
"Pencapaian ini karena masuknya Investor baru kami yaitu Asia Agri International Ltd, yang telah mengakuisi saham BEEF sebanyak 81%," kata Imam.
Asia Agri International Ltd sendiri akan berfokus kepada usaha Perseroan, yaitu dalam periode 3 (tiga) tahun mendatang, mempunyai target proyeksi usaha dengan menjadikan Perseroan untuk lebih baik kedepannya dengan cara membantu perbaikan seluruh infrastruktur unit usaha yang telah lama terbengkalai sehingga menjadi lebih layak dan presentable, membesarkan aset biologis yaitu mengimpor sapi dari Australia atau negara penghasil sapi atau kerbau, dan membantu usaha Perseroan atas usaha utamanya yaitu menjalankan perdagangan daging dan produk olahan (turunannya) agar lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dan luar Indonesia.
Baca Juga: Sambut Bulan Agustus, IHSG Dibuka Lemas
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina