Suara.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendukung penuh pengembangan riset dan inovasi dalam menjalankan roda pemerintahan daerah selama dua periode kepemimpinannya.
Komitmen tersebut ditunjukkan Ganjar dengan membawa Jateng menjadi provinsi pertama yang membentuk Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA) di Indonesia.
Ganjar membentuk BRIDA untuk menghadapi tantangan global yang berkembang dengan sangat cepat. BRIDA juga disiapkan untuk pengembangan skill ASN Pemprov Jateng.
“Mesti dilakukan riset. Development harus dilakukan terus menerus,” kata Ganjar ditulis Jumat (25/8/2023).
Berkat dukungan riset tersebut, Ganjar membawa Jateng menjadi Provinsi paling inovatif di seluruh Indonesia tahun 2020. Penghargaan tersebut diberikan Kementerian Riset dan Teknologi.
Inovasi di Provinsi Jateng yang mendapat perhatian, di antaranya sekolah virtual untuk anak putus sekolah. Pada program itu, Ganjar tidak sekadar menggelar pembelajaran daring, namun juga membuat aplikasi hingga silabus khusus.
Sekolah virtual itu diikuti anak usia pelajar yang tidak mampu sekolah karena masalah biaya dan kini mendapat kesempatan untuk bersekolah dengan memilih sendiri waktu pembelajaran.
Ganjar mengatakan, riset-riset dan inovasi yang terus dikembangkan Jateng tak lepas dari dukungan kerja sama berbagai pihak. Mulai dari pemerintah Kabupaten/Kota se-Jateng, individu, peneliti, hingga perguruan tinggi.
“Ini penting untuk dilakukan melihat tren jaman, perkembangan, dan menyiapkan kekuatan,” kata Ganjar.
Baca Juga: Kembangkan Ekonomi Lokal Lewat Promosi Desa Wisata Kampung Adat Miduana di Cianjur
Di samping pendidikan, Ganjar juga mengembangkan riset energi baru terbarukan (EBT). Hasilnya, Ganjar menerapkan sirkular ekonomi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi limbah, dan mempromosikan keberlanjutan tersebut.
Dari inovasi itu Ganjar kemudian membentuk desa mandiri energi (DME) di Jateng yang saat ini telah berjumlah 2.353 desa. Masing-masing terdiri dari 2.167 DME inisiatif, 160 DME berkembang, dan 26 DME mapan.
Di sektor kesehatan sendiri, Ganjar mendorong pengembangan riset farmasi dan obat-obatan dalam acara Rakornas IAI. Dengan pengalaman pada saat Covid-19 lalu, Ganjar menyebut riset di bidang kesehatan ini perlu gencar dilakukan.
“Maka ini momentum buat para apoteker untuk melakukan riset, berkolaborasi, mengantisipasi pekembangan dan perubahan dunia yang luar biasa wabilkhusus soal disease penyakit,” pungkas Ganjar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi