Suara.com - Belakangan ramai diperbincangkan terkait Pinpri atau pinjaman pribadi yang sedang populer di Twitter atau X. Bukan masalah pinjaman biasa, pinpri yang menawarkan utang besar kepada individu ini diduga tidak mematuhi aturan hukum.
Pasalnya, usut punya usut, bunga yang ditawarkan sangat besar. Selain itu, dendanya juga sangat tinggi. Proses pengajuan pinjaman pribadi ini, pada pandangan awal, mirip dengan pinjaman online yang diajukan melalui aplikasi. Calon peminjam harus mengunggah foto pribadi dan data pribadi mereka, termasuk KTP, nomor telepon, alamat tinggal, dan bahkan akun media sosial.
Meskipun terlihat sederhana, tetapi jenis pinjaman ini memiliki risiko yang tinggi karena ada potensi besar bahwa data pribadi dapat disalahgunakan.
Dilaporkan dari berbagai sumber, berikut adalah lima fakta mengenai pinjaman pribadi yang sedang menjadi tren di Twitter.
Waktu Jatuh Tempo yang Pendek
Menurut informasi yang diunggah di akun Twitter @PartaiSocmed pada Rabu (30/08/2023), pemberi layanan pinjaman pribadi memberikan batas waktu pengembalian pinjaman yang sangat singkat, sekitar 24-48 jam. Jika terlambat, peminjam akan dikenakan denda dengan jumlah yang bervariasi.
Bunga Tinggi
Pinjaman pribadi yang beredar di Twitter juga menetapkan tingkat bunga yang sangat tinggi. Dalam tweet dari akun @PartaiSocmed, disebutkan bahwa tingkat bunga pinjaman pribadi bisa mencapai puluhan persen per hari, bahkan bisa mencapai 40%.
Hal ini ini melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh OJK. OJK telah menetapkan bahwa tingkat bunga pinjaman online di Indonesia sebesar 0,4% per hari untuk pinjaman multiguna dan jangka pendek.
Baca Juga: Jerat Pinjol Ilegal: Mencekik Mental Korban, Hancurkan Masa Depan Bangsa
Ilegal
Pinjaman pribadi yang sedang populer di Twitter sebenarnya adalah jenis pinjaman online yang ilegal. Karena pinjaman pribadi ini tidak memiliki badan hukum dan tidak diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena itu, jenis pinjaman ini sangat rentan terhadap penipuan, seperti yang sudah banyak terjadi.
Berita Terkait
-
Polemik Kasus Pinjol di UIN Raden Mas Said Surakarta, Dema Sebut Pernyataan Rektor Bohong
-
5 Alasan Bank Mau Berikan Pinjaman, Pastikan Punya Syarat-syarat Ini
-
Dema UIN Raden Mas Said Surakarta Jamin Kerahasiaan Data Maba yang Sudah Registrasi
-
Viral Pinpri atau Pinjaman Pribadi di Medsos, Telat Sehari Data Pribadi Disebar
-
Jerat Pinjol Ilegal: Mencekik Mental Korban, Hancurkan Masa Depan Bangsa
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Cadangan Devisa Indonesia Makin Menipis Tembus Rp 2.469 Triliun
-
Dedi Mulyadi Tarik Donasi Rp 1.000 per Hari, Purbaya Sebut Bukan dari Pemerintah Pusat
-
IHSG Perkasa di Sesi I, Diprediksi Sentuh Level Ini
-
Usai Himbara, Giliran Bank Jakarta Kebagian Dana Purbaya Rp 10-20 Triliun
-
Begini Penjelasan Pakar Energi Soal Kandungan Etanol pada BBM Murni
-
IESR: Penguatan SDM Jadi Kunci Transformasi Sektor Energi Nasional
-
Purbaya Girang Pramono Mau Bangun Gedung Baru Bank Jakarta: Saya Enggak Keluar Uang
-
APBD Jakarta Dipangkas Hampir Rp 20 T, Menkeu Purbaya Guyon Masih Bisa Dipotong Lagi
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Gubernur Bank Indonesia Sebut Tiga Pilar Bangun Ekonomi Syariah, Apa Saja?