Suara.com - Isu kesehatan mental atau mental health menjadi salah satu konsen Capres 2024, Ganjar Pranowo. Dalam beberapa kesempatan, Ganjar menegaskan pentingnya negara hadir untuk mengurangi problem yang banyak diderita oleh kalangan anak muda itu.
Seperti saat berdiskusi dengan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang tergabung dalam perwakilan BEM Nusantara di Universitas Dr Soetomo Surabaya. Ganjar kembali memaparkan tentang pentingnya negara menjadikan isu mental health dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Menghadapi bonus demografi, hal yang tidak boleh dilupakan adalah persoalan kesehatan mental. Ini persoalan yang sangat penting diselesaikan, tapi masih banyak yang belum peduli soal ini," kata Ganjar ditulis Selasa (26/9/2023).
Padahal lanjut dia, data menunjukkan jika 16,5 juta anak muda di Indonesia mengalami masalah mental. 2,45 juta lainnya bahkan sudah mengalami gangguan mental dan harus menjalani perawatan.
"Jangan salah lho, ini persoalan serius. Saya ketemu dengan anak-anak yang berpengalaman soal ini. Mereka cerita, banyak lho yang sampai bunuh diri, memakai narkoba dan lainnya," ucapnya.
Untuk itu, Ganjar berkomitmen untuk peduli pada persoalan ini. Salah satu program Ganjar adalah memperbanyak tempat layanan kesehatan mental di masyarakat.
Ganjar berkomitmen membangun pos-pos pelayanan konseling tentang kesehatan mental di banyak tempat. Seperti di kampus-kampus, Puskesmas hingga rumah sakit umum.
"Solusi yang kita berikan adalah dengan membuka pos konseling mental health di banyak tempat di Indonesia agar masyarakat mudah mengakses. Bisa di kampus, layanan kesehatan jiwa di Puskesmas hingga di seluruh rumah sakit umum," pungkasnya.
Apa yang disampaikan Ganjar mendapat apresiasi dari kalangan mahasiswa yang hadir dalam acara itu. Mereka sepakat dengan Ganjar, bahwa persoalan mental health harus menjadi perhatian.
Baca Juga: 4 Film Bertema Bullying Ini Menyadarkan Kita tentang Pedihnya Perundungan
"Saya sepakat sekali, bahwa persoalan mental health ini problem yang banyak dialami anak muda dan harus dicarikan solusinya. Saya sendiri memiliki masalah kesehatan mental dan itu bisa diselesaikan dengan cara bantuan medis. Saya ke psikolog, ke psikiater dan berangsur sembuh," ucap Zulfa, salah satu mahasiswa.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!