Suara.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara resmi menetapkan harga referensi (HR) untuk komoditas minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang digunakan untuk bea keluar (BK) dan pungutan ekspor (PE) selama periode 1-15 November 2023. HR tersebut adalah sebesar 748,93 dolar AS per metrik ton.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso menyebut, harga itu naik sebesar 8,26 dolar AS per metrik ton atau sekitar 1,11 persen dari HR CPO pada periode 16-31 Oktober 2023 yang sebelumnya tercatat sebesar 740,67 dolar AS per metrik ton.
"Saat ini, HR CPO meningkat yang menjauhi ambang batas sebesar 680 dolar AS/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK (Peraturan Menteri Keuangan) yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan bea keluar CPO sebesar 18 dolar AS/MT dan pungutan ekspor CPO sebesar 75 dolar AS/MT untuk periode 1-15 November 2023," ujarnya, dikutip Redaksi Suara.com melalui Antara.
Penetapan ini diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1831 Tahun 2023 mengenai Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit untuk periode 1-15 November 2023.
Selain itu, minyak goreng (refined, bleached, and deodorized/RBD palm olein) yang dikemas dengan merek dan berat netto ≤ 25 kg dikenakan Bea Keluar sebesar 0 dolar AS per metrik ton. Hal ini diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1832 Tahun 2023 mengenai Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 Kg.
Bea Keluar untuk Crude Palm Oil (CPO) pada periode 1-15 November 2023 mengacu pada Kolom Angka 3 dari Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK/0.10/2022 jo. Nomor 71 Tahun 2023, dengan besaran sebesar 18 dolar AS per metrik ton.
Sementara itu, PE CPO periode 16-31 Oktober 2023 merujuk pada Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 103/PMK.05/2022 jo. 154/PMK.05/2022 sebesar 75 dolar AS/MT.
Budi menyampaikan, peningkatan HR CPO ini dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya yaitu terdapat kenaikan permintaan terutama dari Tiongkok, pelemahan mata uang ringgit terhadap dolar AS dan peningkatan harga minyak mentah dunia.
Baca Juga: Bursa CPO Resmi Diluncurkan, RI Miliki Acuan Harga Minyak Sawit
Berita Terkait
-
Petani Harap Sabar Ya, Harga Sawit Riau Turun di Periode 1-7 November 2023
-
Harga Sawit Petani Swadaya Riau Naik Pekan Ini, Dibayar Rp2.470 per Kg
-
Kabar Gembira buat Petani Swadaya, Harga Sawit Riau Naik Jadi Rp2.432/Kg
-
RI Resmi Punya Bursa CPO, Mendag Ungkap Manfaatnya
-
Bursa CPO Resmi Diluncurkan, RI Miliki Acuan Harga Minyak Sawit
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani
-
Purbaya Tak Mau Lagi Bakar Baju Bekas Impor, Pilih Olah Ulang-Jual Murah ke UMKM
-
IHSG Loyo di Penutupan Jelang Akhir Pekan, Dipicu Pelemahan Ekonomi China
-
Ekonom Ungkap Data dari 'Purbaya Effect' ke Perekonomian Nasional
-
Setelah Garuda Indonesia Danantara Mau Guyur Dana Jumbo ke Krakatau Steel, Berapa Jumlahnya?