Suara.com - Layanan keuangan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater belakangan semakin digandrungi masyarakat Indonesia. Bisnis ini belakangan terus berkembang pesat di Indonesia, dibuktikan dengan tingginya minat masyarakat terhadap paylater.
Hal ini dibuktikan dengan riset yang dilakukan Populix, yaitu 82 persen dari responden masyarakat Indonesia mengaku punya cicilan paylater kurang dari Rp1 juta per bulan. Kemudian, 75 persen yang mengaku tidak pernah menggunakan paylater dengan nominal lebih dari Rp 1 juta.
Data tersebut, kata Co-founder dan CEO Populix, Timoty Astandu, menunjukkan bahwa responden telah memiliki perencanaan keuangan yang lebih baik dengan membatasi nominal cicilan mereka, sehingga pengeluaran bulanan tetap terkendali.
Survei yang sama juga menunjukkan, 48 persen masyarakat Indonesia menggunakan layanan paylater untuk pembelian paket data, internet, dan listrik. Sebanyak 48 persen juga menggunakan paylater untuk membeli pakaian, dan 38 persen mengaku menggunakannya untuk pengeluaran bulanan.
Sementara itu, 21 persen dari masyarakat menggunakan paylater untuk memenuhi kebutuhan elektronik dan aksesoris, diikuti dengan gadget terbaru sebanyak 19 persen, dan liburan dengan 10 persen.
Jika diakumulasikan, 63 persen dari milenial menggunakan paylater yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa, dan sekitar 59 persen dari mereka berasal dari kelas sosial atas.
Timoty menekankan bahwa keterjangkauan paylater semakin meningkat bagi masyarakat Indonesia. Fleksibilitas pembayaran cicilan dan kemudahan dalam registrasi mendorong penggunaan paylater sebagai salah satu solusi pembayaran transaksi.
Dari hasil temuan tersebut, Shopee Paylater menjadi pilihan utama responden dengan mayoritas jawaban mencapai 89 persen.
Diikuti oleh GoPay Later dengan 50 persen, Kredivo Paylater 38 persen, Akulaku Paylater 36 persen, Traveloka PayLater 27 persen, Home Credit 16 persen, Indodana 13 persen, dan Atome sebanyak 5 persen.
Baca Juga: Disanksi OJK, Begini Respon Akulaku
Survei ini dilakukan pada bulan September 2023 terhadap 1.017 responden pria dan wanita di Indonesia. Temuan ini menunjukkan bahwa paylater memegang peran penting dalam aktivitas ekonomi Indonesia saat ini.
Berita Terkait
-
Riset: Generasi Milenial Indonesia Banyak Pakai Pinjol, Shopee Paylater Paling Favorit
-
Ini yang Harus Dilakukan Akulaku Biar Sanksi dari OJK Dicabut
-
Belanja di H&M Sekarang Sudah Bisa Pakai Kredivo
-
Asyiknya Bisa Makan Enak dan Belanja Lifestyle Pakai Fitur Bayar Nanti
-
Disanksi OJK, Begini Respon Akulaku
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi