Suara.com - Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo berdialog dan ramah tamah dengan petani tebu di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Dialog itu membahas mengenai impor gula yang dianggap berlebihan.
Salah seorang petani tebu M Yahya Solahuddin, mengatakan kepada Ganjar alangkah baiknya sebelum melakukan kebijakan impor gula terlebih dahulu melihat stok gula yang ada di tanah air.
“Yang harus diperhatikan adalah jumlah, kadang-kadang kita ini jumlahnya di dalam negeri sudah ada gulanya petani katakanlah 3 juta, itu kebutuhan kita 5 juta. Biasanya pemerintah itu ngeimport lagi kadang-kadang 5 juta lagi. Nah kan yang 5 juta itu enggak masuk itungan,” ujar Yahya ditulis Selasa (16/1/2024).
Menurut Yahya, para petani meminta kepada Ganjar bila nantinya menjadi Presiden bisa mengendalikan kebijakan impor gula, supaya petani tebu tidak mengalami kerugian.
“Mangkanya kalau mau impor itu dilihat dulu kebutuhannya berapa, yang ada di Indonesia itu berapa, sehingga tidak over dan berlebihan,” jelas Yahya.
Mendapatkan keluhan tersebut, Ganjar menyatakan dirinya akan selalu mengutamakan produk dalam negeri dan tidak harus serta merta melakukan impor.
“kalau impor gula itu tebu petaninya dibeli dulu. Jangan sampai kemudian kebutuhannya lebih berat kepada impor maka kita tidak akan pernah mandiri,” tegas Ganjar.
Dikatakan Ganjar, keluhan terkait impor produk pangan kerap didapatkannya kala berdialog dengan petani di sejumlah wilayah Indonesia.
Ia bilang hal itu menjadi catatan penting bagi Ganjar-Mahfud, sehingga ke depannya saat memimpin Indonesia akan menghadirkan sebuah kebijakan yang berpihak kepada para petani.
Baca Juga: Nyoblos Jokowi Dua Kali Tapi Tak Pernah Dapat Bansos, Petani Ini Ngadu ke Istri Ganjar
“Jadi itu catatan penting, berapa neracanya dan kita akan coba baca untuk bisa mencarikan solusi menyeimbangkan ini sehigga petani dalam negeri mendapatkan tempat yang utama,” tegas Ganjar.
Selain itu, Ganjar mengakui mendapatkan keluhan lainnya mengenai benih bagi petani tebu yang sulit didapatkan. Dan satu lagi, persoalan pupuk pun masih menjadi pembahasan kala bertemu dengan petani.
“Pupuk. Lagi-lagi problem pupuk problem nasional yang perlu diperhatikan. Alokasinya jauh dari cukup, bahkan kalau kita hitung tadi alokasinya hanya 1/3 saja,” tandas Ganjar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Promo Lengkap HUT BRI ke-130, Ada Diskon KPR, Kopi, Restoran Hingga Tiket Pesawat!
-
Harga Minyak Dunia Turun, di Tengah Menguatnya Perdamaian Rusia-Ukraina
-
Banjir Sumatera Luluh Lantahkan 70.000 Ha Sawah, Kapan Perbaikan Dimulai?
-
OJK Luncurkan 'Buku Khutbah' Baru, Rahasia Keuangan Syariah Terungkap!
-
AMTI Khawatir Konsumen Beralih ke Rokok Murah Gegara Kebijakan Ini
-
Emas Antam Tak Bergerak Hari Ini, Intip Deretan Harganya
-
ASDP Tambah Kapal di 2 Lintasan Tersibuk pada Masa Nataru
-
Asosiasi Ini Soroti Peran Akuntan dalam Pelaporan Keberlanjutan dan Transparansi ESG
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar AS Makin Kuat Sentuh Level Rp16.678