Suara.com - Koperasi pada hakekatnya adalah badan usaha yang membantu menyejahterakan perekonomian para anggota dan masyarakat sekitar.
Demikian juga dengan keberadaan koperasi syariah, dengan menganut syariat Islam, koperasi turut membangun tatanan perekonomian sesuai prinsip keislaman, serta menciptakan ikatan persaudaraan dan berkeadilan antar anggota. Dari sisi bisnis dan pengelolaan manajemen, koperasi berbasis syariah tidak jauh berbeda dengan koperasi sistem konvensional pada umumnya.
Keduanya menganut asas kekeluargaan, musyawarah, dan kesukarelaan dalam sistem keanggotaannya. “One man one vote”, demikian pengambilan keputusannya dalam forum Rapat Anggota Tahunan (RAT), untuk menetapkan dan memilih pengurus dan pengawas. Artinya, keduanya sama-sama menganut prinsip kesetaraan yang sama dalam anggota.
Perbedaan mendasar keduanya, terletak pada prinsip akad muamalah, atau aturan syariat Islam yang diterapkan. Dimana pada koperasi syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya, diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah, guna memastikan seluruh pendapatan dan keuntungan usaha dilakukan secara benar, halal, sesuai akad-akad syariah, dan sesuai pula dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), artinya terbebas dari riba yang diharamkan oleh Al Quran dan As Sunnah.
Demikian yang dijalankan koperasi syariah di Jawa Timur yaitu Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu Nusantara atau dikenal dengan KSPPS BMT UGT Nusantara. Koperasi yang berdiri tahun 2000 dan beralamatkan di Jalan Sidogiri Barat Kraton Pasuruan Jawa Timur, didirikan oleh beberapa orang yang tergabung dalam urusan guru tugas pondok Pesantren Sidogiri, di antaranya guru, pimpinan madrasah, alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, dan para simpatisan di wilayah Jawa Timur.
Ketua KSPPS BMT UGT Nusantara ABD. Majid mengatakan, untuk mendukung peningkatan kinerja koperasi memiliki tenaga-tenaga andal yang lulus sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Mereka kompeten dalam mengawasi, mengelola keuangan, memitigasi risiko dan membesarkan bisnis koperasi.
“Koperasi harus fokus pada core bisnisnya dengan mengedepankan prinsip pruden atau kehati-hatian dalam menjaga kualitas aktiva produktif. Misalnya, bagi anggota yang simpanannya lebih kecil dari jumlah pengajuan pembiayaan, maka diharuskan ada jaminan yang mengcover kelebihan pembiayaan tersebut. Ini penting agar dana koperasi aman dan terkendali,” kata ABD. Majid.
Ia melanjutkan, koperasi juga wajib memiliki sistem informasi manajemen dan teknologi yang baik dan berbasis digital sesuai trend yang berlaku. Hal ini untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota sehingga dapat bertransaksi dan mengakses produk koperasi dimana pun dan kapan pun. Selain itu, dilakukan monitoring dan evaluasi untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dana koperasi oleh oknum petugas internal koperasi maupun anggotanya.
“Upaya meningkatkan produktivitas usaha, koperasi mendapat informasi mengenai pembiayaan murah dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Informasi ini didapatkan dari Inkopsyah, sosialisasi Dinas Koperasi dan UKM dan KemenkopUKM. Pada tahun 2010, koperasi mulai mengakses pembiayaan LPDB-KUMKM yang berskema syariah, dengan program pemberdayaan koperasi dan UMKM (KUMKM),” tutur ABD. Majid.
Baca Juga: 5 Channel YouTube yang Wajib Ditonton untuk Belajar Bisnis Online
Program LPDB-KUMKM, lanjut ABD. Majid, sesuai dengan visi misi koperasi, yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dengan pembiayaan murah sesuai syariah. LPDB-KUMKM juga menawarkan margin rate atau tarif pembiayaan yang sangat murah, bahkan bisa dikatakan paling murah dibanding sumber dana pembiayaan dari lembaga lain.
Sehingga melalui pembiayaan tersebut, KSPPS BMT UGT Nusantara dapat lebih meningkatkan pemberdayaan kepada anggota, meningkatkan produktivitas, serta profitabilitas koperasi. “Alhamdulillah, sejak bermitra dengan LPDB-KUMKM, perkembangan KSPPS BMT UGT Nusantara terus meningkat dan berkembang dengan baik. Target penyaluran pembiayaan di kantor-kantor cabang tercapai, dan dana bergulir dirasakan besar manfaatnya oleh anggota-anggota KSPPS BMT UGT Nusantara,” ujar ABD. Majid.
Teknologi dan Peranannya Menghadapi tantangan dan perkembangan teknologi, koperasi juga didorong menyesuaikan zaman dalam meningkatkan kualitas layanan melalui digitalisasi. Menurut ABD. Majid, KSPPS BMT UGT Nusantara telah menerapkan aplikasi berbasis digital sejak tahun 2010 guna memudahkan dan meningkatkan layanan kepada anggota.
“Dengan menerapkan perkembangan teknologi layaknya mesin EDC Bank (mobile printer), KSPPS BMT UGT Nusantara menerapkannya dengan menggunakan perangkat selular sederhana yang murah, canggih, dan aman. Hal ini membantu koperasi dalam melayani anggota yang menyetor dan menarik dana tunai di luar kantor (di pasar-pasar), dimana data transaksi langsung diinput melalui mobile AO secara real time dan terhubung ke data server pada interface core system koperasi,” jelas ABD. Majid.
Seiring berjalannya waktu, koperasi yang kini memiliki anggota sebanyak 718.064 orang dan karyawan sebanyak 1.608 orang, terus mengembangkan digitalisasi melalui layanan aplikasi Mobile UGT berbasis android kepada anggota. Aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2017, memudahkan anggota dalam mengakses layanan cek saldo, melakukan pemindahbukuan antar rekening anggota, transfer antar bank, pembayaran, top up saldo, dan pembelian PPOB.
“Terakhir kami mengupdate system host to host dengan lima Bank Syariah di Indonesia, hal ini memudahkan dalam mengelola dana koperasi melalui layanan Cash Management System (CMS), RTGS, dan BI Fast. Melalui langkah tersebut dapat membantu kelancaran operasional kantor-kantor layanan cabang yang jauh dari kantor pusat dan terpencil di daerah pelosok. Berkat teknologi, dana koperasi menjadi lebih aman, terpantau, terkendali, dan terkelola dengan baik, karena semua data tersaji secara real time dan tersentral,” papar ABD. Majid.
Berita Terkait
-
Jadi Mandatory, Penerapan ESG Bisa Bikin Perusahaan Tambah Cuan
-
Baru Diteken Jokowi, AMSI Berharap Perpres Publishers Rights Perbaiki Ekosistem Bisnis Media di Indonesia
-
Kemnaker Hadirkan Bimtek Service Excellence untuk Tingkatkan Layanan Publik Ketenagakerjaan
-
Jadi Langganan Selebritas, Valentina Maya Sari Sukses di Bisnis Jasa ART Premium
-
Bukan soal Dinasti Politik, Adik Ipar Selvi Ananda Putuskan Gabung PSI karena Lelah Kaya Sendirian
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
COO Danantara Minta Publik Tak Khawatir Redenominasi: Sudah Dipikirkan dengan Baik
-
146 SPBU Pertamina Sudah Ditambahkan Etanol 5 Persen, Segera Lanjut Jadi 10 Persen
-
Desa BRILiaN dari BRI Jadi Pilar Pemerataan Ekonomi Nasional
-
Kementerian ESDM Berhati-hati Tangani Tambang Emas Ilegal di Mandalika
-
10 Kebiasaan Hedonisme yang Diam-Diam Menguras Dompet, Awas Bikin Gaji Langsung Lenyap!
-
Kementerian ESDM Alokasikan Anggaran Rp 4,35 Triliun untuk PLN
-
Trump Bagi-bagi Duit Rp 32 Juta ke Warganya, Dorong Harga Bitcoin Meroket?
-
Mengenal GrabModal Narik: Pinjaman untuk Driver yang Bisa Jeda Cicilan, Ini Syaratnya
-
OJK Kejar 8 Pinjol Nakal: Siapa yang Terancam Kehilangan Izin Selain Crowde?
-
Realisasi Anggaran Kementerian ESDM Baru 31 Persen, Ini Penjelasan Bahlil ke DPR