Suara.com - Beras yang akhir-akhir ini langka dan harganya melambung tinggi membuat sejumlah masyarakat 'kalap'. Kondisi ini membuat 'panic buying' di sejumlah toko ritel modern atau supermarket.
Video viral yang menunjukkan kepanikan masyarakat dengan berebutan beras pun ramai di media sosial.
Hal tersebut terlihat dalam unggahan @jktinfo24jam dalam postingan tersebut terlihat warga tampak berebutan mengambil beras ukuran 5 Kg yang baru saja dibawa oleh petugas diatas troly. Belum sampai ke rak yang ingin dituju beras tersebut seketika sudah ludes diambil.
Belum diketahui kejadian ini terjadi dimana, tapi terlihat peristiwanya ada sebuah supermarket.
"Rebutan masker, rebutan hand sanitizer, rebutan susu beruang, rebutan minyak, rebutan gula, rebutan beras. Apalagi?," sebut keterangan akun tersebut.
Unggahan ini pun sudah dilihat sebanyak 42 ribu kali penayangan dengan 916 penyuka dan 142 yang berkomentar.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, hari ini, meninjau harga-harga pangan di Pasar Klender, Jakarta Timur. Dirinya memantau harga dan stok pangan menjelang bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.
Dalam kunjungannya, Zulkifli beriteraksi dengan sejumlah pedagang mulai pedagang beras, pedagang daging ayam, hingga pedagang telur.
Sejumlah pedagang mengadukan kepada Mendag terkait naiknya harga beras premium lokal. Mendag mengakui, harga beras terutama yang premium memang masih mahal.
Baca Juga: Tom Lembong: Pejabat Lagi Sibuk Jadi 'Pemadam Kebakaran' soal Beras
Menurut dia, kenaikan harga beras premium lokal disebabkan oleh keterbatasan pasokan akibat penundaan penanaman.
"Sama ya, kita keliling di mana-mana begitu, memang beras premium beras lokal harganya naik, karena apa biasanya suplai nya kurang, kalau suplainya kurang, belinya enggak kurang, pasti harganya naik," ujar Zulkifli di Pasar Klender, Senin (26/2/2024).
Kendati demikian, Mendag Zulhas menyebut, yang paling penting dalam menjaga harga pangan menjelang ramadan yaitu stok tercukupi.
"Yang paling penting barangnya ada (beras), telurnya ada, ayamnya ada, cabainya ada, sembakonya lengkap, itu yang paling penting," jelas dia.
Dalam hal ini, bilang Mendag Zulhas, pemerintah telah menyediakan alternatif untuk membanjiri stok di pasar dengan beras subsidi program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga Rp55.000 per 5 kg dari Bulog.
"Tadi banyak beras Bulog, dibanjiri berasnya enak juga, bagus, ada beras komersial, ada beras subsidi SPHP itu 55.000 per 5 kg. Jadi sebetulnya kalau harganya (beras lokal) mahal diharapkan masyarakat bisa beli beras alternatif, berasnya bagus juga kok," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T