Suara.com - Co-Captain Timnas Amin Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong kembali berkicau soal permasalahan beras di dalam negeri. Mulai dari stok beras yang langka hingga harganya melambung tinggi.
Tom Lembong menilai, permasalahan beras ini imbas dari kebijakan bantuan sosial (bansos) yang marak digelontorkan jelang Pemilihan Umum (Pemilu).
"Kondisi pasar beras di Indonesia itu lagi kacau balau, dan itu kalau saya menanggapi secara teknokratis, secara profesional, hampir pasti ada kaitannya dengan kebijakan yang diambil di saat-saat di bulan-bulan pemilu terkait bansos," ujarnya dalam konferensi pers di Rumah Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, yang dikutip Kamis (29/2/2024).
Mantan Kepala BKPM ini melanjutkan, setidaknya jutaan stok beras yang masuk dalam cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog telah terkuras gara-gara bansos pemerintah.
Baca Juga
Ditanya Soal Harga Beras Masih Mahal, Jokowi Jawab Dengan Cetus: Coba Dicek!
"Ada indikasi bahwa kebijakan bansos yang ditempuh itu menguras stok bulog sampai 1,3 juta ton, itu angka yang sangat signifikan," imbuh Tom Lembong.
Menanggapi tudingan tersebut, Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menampik semua pendapat Tom Lembong tersebut.
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian Edy Priyono menjelaskan, penyaluran bansos beras ini tidak menggunakan CBP di Bulog. Dia mengungkapkan, kekinian stok beras milik pemerintah di Bulog sebesar 1,4 juta ton.
"Tidak benar Cadangan Beras Pemerintah terkuras akibat bansos. CBP di Bulog masih kuat, sekitar 1,4 juta ton," tegas Edy.
Baca Juga: Bawa 3 Tuntutan, 2 Ribu Massa Partai Buruh Demo di Depan Istana Negara Hari Ini
Edy bilang, sebenarnya stok beras saat ini tidak langka. Hanya saja diakuinya, harga beras memang tengah tinggil.
"Cek saja kalau tidak percaya (stok beras). Yang masalah harganya lebih mahal daripada sebelumnya," beber Edy.
Edy menambahkan, kondisi yang terjadi saat ini, karena produksi yang berkurang imbas dari El Nino. Sehingga, produksi dengan konsumsi tidak imbas dan defisit.
"Perhitungan Kementan dan Badan Pangan Nasional Januari-Februari kita defisit. Produksi lebih kecil daripada kebutuhan. Produksi saat ini lebih rendah daripada biasanya, karena musim tanam mundur akibat El Nino tahun lalu. Ada juga yang mengalami gagal tanam," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar