Suara.com - Bitcoin mencapai harga tertinggi (All Time High/ATH) pada pekan ini di angka US$70.000, melewati rekor sebelumnya yang terjadi pada November 2021.
Setelah menunggu selama 847 hari, kripto terbesar ini akhirnya mencapai puncak siklus sebelumnya dan berpotensi memasuki fase pembentukan harga (price discovery) kembali.
Saat ini adalah momen bersejarah yang tepat untuk membandingkan data dari siklus-siklus Bitcoin sebelumnya. Dengan menganalisis data teknikal dari siklus-siklus sebelumnya, kita dapat membuat perkiraan tentang puncak harga Bitcoin dalam siklus saat ini dan kapan puncak itu akan terjadi.
Bitcoin halving yang akan datang kemungkinan masih akan menjadi faktor penentu dalam siklus pasar kripto yang berlangsung setiap 4 tahun.
Dengan asumsi ini, Jakub Dziadkowiec dalam risetnya melalui Bein Crypto memperkirakan, bull market berikutnya dapat mendorong harga BTC mencapai kisaran US$150.000, yang diperkirakan terjadi antara bulan April hingga Agustus 2025.
Prediksi ini merujuk pada tren Bitcoin yang bermula pada tren kenaikan dari harga US$0,01 dan mencapai puncaknya di US$31,90 pada Juni 2011. Kemudian, harga Bitcoin turun ke titik terendahnya dalam siklus pertama, yaitu US$2,01 pada November 2011.
Awal bull market terjadi setelah halving pertama pada November 2012. Harga Bitcoin melonjak hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$1.177 pada November 2013.
Dengan demikian, kenaikan harga saat itu mencapai 586 kali lipat. Selanjutnya, terjadi bear market pada tahun 2014, yang mengakibatkan harga BTC turun ke titik terendah makro di US$164 pada Januari 2015.
Selanjutnya, terjadi pemotongan (halving) kedua pada Bitcoin pada bulan Juli 2016. Pemotongan ini mencapai puncaknya dengan harga mencapai US$19.764. Dalam siklus kedua ini, harga BTC meningkat sebanyak 121 kali lipat.
Baca Juga: Awas, Harga Bitcoin Bisa Terjun Parah Jika Efek FOMO Mempengaruhi Pasar
Bear market berikutnya yang terjadi pada tahun 2018 telah menurunkan Bitcoin ke titik terendahnya sebesar US$3.148 pada bulan Desember 2018. Sementara itu, kenaikan harga setelahnya sempat terhenti akibat kejatuhan pasar yang dipicu oleh pandemi COVID-19 pada Maret 2020.
Disclaimer: Investasi dalam kripto adalah aktivitas yang berpotensi menghasilkan keuntungan besar, namun juga memiliki risiko yang signifikan. Sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam mata uang kripto, penting untuk dipahami bahwa pasar kripto sangat fluktuatif dan bisa mengalami perubahan harga yang drastis dalam waktu singkat. Keuntungan yang besar dapat diperoleh, tetapi demikian juga dengan kerugian yang besar.
Kami tidak memberikan saran investasi atau keuangan, dan informasi yang disediakan hanya untuk tujuan edukasi dan informasi. Segala keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda sepenuhnya. Sebelum mengambil keputusan investasi, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau profesional keuangan lainnya untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan situasi keuangan dan tujuan investasi Anda.
Namun, setelah pemotongan ketiga pada bulan Mei 2020, harga BTC mulai naik secara tajam. Kenaikan ini berakhir dengan pembentukan puncak ganda dan rekor ATH terbaru di US$69.000 yang tercapai pada bulan November 2021.
Data awal dan paling jelas yang bisa diperoleh dari siklus historis adalah informasi tentang titik terendah dan puncak harga BTC. Puncak siklus ini dapat diperkirakan dengan membandingkan penurunan proporsional antara kisaran harga siklus satu dengan siklus berikutnya.
Berita Terkait
-
Whale Misterius Mendadak Transasi 3.000 Bitcoin Kurang dari Sepekan
-
Prediksi Harga Bitcoin dan Ethereum Maret-April 2024
-
CEO Indodax: Kenaikan Harga Bitcoin Ciptakan Banyak OKB, Awas Jangan FOMO!
-
Harga Bitcoin Naik, Aset Kripto Milik Negara El Salvador Ikut Meroket
-
Awas, Harga Bitcoin Bisa Terjun Parah Jika Efek FOMO Mempengaruhi Pasar
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
WSBP Catat Kontrak Baru Rp1,3 Triliun hingga November 2025, Perkuat Transformasi Bisnis dan Keuangan
-
Fenomena Flying Stock COIN: Adik Prabowo Masuk, Saham Sudah Terbang 3.990 Persen Pasca IPO
-
Dari Industri Kripto untuk Negeri: Kolaborasi Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Sumatera
-
Lama Tak Ada Kabar, Sri Mulyani Ternyata Punya Pekerjaan Baru di Luar Negeri
-
Waspada BBM Langka, ESDM Singgung Tambahan Kuota Shell, Vivo, BP-AKR 2026
-
Daftar Pemegang Saham Superbank (SUPA), Ada Raksasa Singapura dan Grup Konglo
-
COIN Siap Perkuat Transparansi dan Tata Kelola Industri Kripto Usai Arsari jadi Investor Strategis
-
Alasan Arsari Group Pegang Saham COIN
-
Survei: Skincare Ditinggalkan, Konsumen Kini Fokus ke Produk Kesehatan
-
IHSG Rebound Balik ke 8.700, Cek Saham-saham yang Cuan