Suara.com - Banyak menjadi perbincangan setelah terangkat ke media sosial mengenai biaya parkir, kini masyarakat mulai bertanya-tanya profil pemilik Green Office Park. Properti ini berada di bawah kepemilikan Sinar Mas Land, yang dikenal luas sebagai pengembang ternama di kawasan Indonesia dan Asia Tenggara.
Sinar Mas didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja pada tahun 1962 lalu di Surabaya. Perusahaan ini kemudian memiliki tujuh pilar bisnis, masing masing di bidang real estate, agribisnis dan makanan, kesehatan, jasa keuangan, penyedia pasokan listrik, pabrik kertas, hingga telekomunikasi.
Green Office Park Dikembangkan oleh Sinar Mas Land
Green Office Park merupakan hasil karya dari Sinar Mas Land, pengembang properti yang memiliki reputasi besar di Indonesia dan berpengalaman lebih dari 50 tahun. Setidaknya perusahaan ini telah mengembangkan lebih dari 50 proyek di Indonesia, termasuk kawasan seperti BSD.
Berlokasi di dalam kawasan BSD City, Green Office Park memperoleh penghargaan di tingkat nasional dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam kategori Gedung Hemat Energi dengan sub-kategori Bangunan Hijau. Penghargaan yang diberikan adalah Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi.
Gedung ini juga dilengkapi dengan pemanfaatan ruang terbuka hijau dengan porsi 62% dari total luas lahan yang digunakan sehingga memanfaatkan pencahayaan alami hingga ventilasi yang baik.
Profil Pemilik Sinar Mas Land
Sinar Mas Land, sebagai perusahaan besar tempat Green Office Park benaung, kini dimiliki oleh Muktar Widjaja alias Oei Siong Lian. Berada di bawah payung Sinar Mas Group yang dipimpin Franky oesman Widjaja.
Jabatan sebagai Direktur Sinarmas Land sudah Ia pegang sejak tahun 1997 hingga saat ini. Muktar Widjaja juga dikenal menduduki banyak posisi strategis lain di banyak perusahaan, yang menjadikannya seorang pebisnis ulung.
Baca Juga: Pria Ngamuk Bawa Sajam Ancam Polisi Berpistol Saat Makan Sahur, Begini Jadinya
Menyelesaikan pendidikan di University of Concordia, Montreal, pada tahun 1976, ia kemudian bergelut di bidang bisnis sejak saat itu. Lahir pada 7 Juli 1954, tahun ini dirinya genap berusia 70 tahun.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
-
Publik Komentari Polisi yang Gunakan Pistolnya untuk Gagalkan Penganiayaan di Inhil, Ngeledek Kasus Sambo?
-
Ngeri Kali! Ular Muncul di Lubang Pembuangan Air Kamar Mandi Warga Medan
-
Tegur Pemuda Bangunin Sahur karena Keberisikan, Kurniawan Malah Nyaris Diamuk Warga Depok
-
Pria yang Banting Lansia Gegara Senggolan Sepeda Motor di Karawaci Serahkan Diri, Korban Ternyata sempat Doakan Begini
-
Pria Ngamuk Bawa Sajam Ancam Polisi Berpistol Saat Makan Sahur, Begini Jadinya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Babak Belur Dihantam Bencana, Purbaya Akan Tambah Anggaran Aceh Rp 1,63 Triliun di 2026
-
IHSG Akhir Tahun 2025, Ini Daftar Saham yang Harganya Naik Terbesar
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
BRI Resmi Jadi Mitra FC Barcelona, Nasabah Berkesempatan Liburan di Camp Nou
-
Purbaya Sentil BNPB karena Lelet Serap Anggaran Bencana, Dana Nganggur Masih Rp 1,51 T
-
Huntara Korban Banjir Aceh Tamiang Selesai Besok, Penghuni Dapat Listrik Gratis
-
Prospek Saham PANI Jelang Tahun 2026
-
Purbaya Klaim Dana Bantuan Banjir Sumatra Rp 268 Miliar Sudah Cair ke 3 Provinsi
-
Bisnis Tanpa Keamanan Siber Berbasis Use Case Makin Mudah Jadi Sasaran Kejahatan
-
Catatan Buruk Rupiah di 2025: Sempat Tembus Rp16.800, Menjadi Mata Uang Terlemah Kedua di Asia