Suara.com - Baru-baru ini, publik ramai mengeluhkan harga tiket pesawat Garuda Indonesia yang dianggap terlalu mahal. Hal ini membuat Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, geram.
"Saya heran, kok ada yang bilang tiket Garuda mahal. Padahal, harga tiket kami sudah 5 tahun tidak naik untuk penerbangan domestik," ujar Irfan di Kantornya dikutip Jumat (24/5/2024).
Irfan mengakui bahwa harga tiket Garuda memang tergolong mahal dibandingkan maskapai lain. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, salah satunya adalah layanan dan fasilitas yang ditawarkan Garuda yang lebih premium, seperti kursi yang lebih nyaman, ruang kaki yang lebih lega, dan inflight entertainment yang lebih lengkap.
Selain itu, Irfan juga mengungkapkan fakta menarik bahwa pilot Garuda tidak diperbolehkan tidur di pesawat selama penerbangan. Hal ini bertujuan untuk menjaga fokus dan kesiapsiagaan mereka dalam menerbangkan pesawat.
"Tapi kita ga akan menaiki harga tapi dengan semua orang yang naik Garuda dengan (embel-embel) mahal turun dari pesawat Garuda memang pantas gue bayar sekian. Enggak delay, pilot gue enggak tidur," kata Irfan.
Irfan menjelaskan, anggapan mahalnya tiket Garuda mungkin disebabkan oleh kenaikan pajak bandara (airport tax) yang mencapai 100% lebih di beberapa bandara utama. Hal ini membuat harga tiket yang dibayarkan konsumen ikut naik.
Selain itu, Irfan juga menyinggung maskapai lain yang bermain harga dengan cara memberikan diskon besar-besaran. Menurutnya, hal ini tidak sehat untuk industri penerbangan.
"Maskapai lain itu main diskon besar-besaran, tapi setelah itu harganya dinaikkan lagi. Kami tidak mau seperti itu," tegas Irfan.
Irfan menegaskan, Garuda Indonesia selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpangnya. Oleh karena itu, harga tiket yang dibayarkan konsumen dianggap sepadan dengan layanan yang didapatkan.
Baca Juga: Harta Berlimpah Dirut Garuda Irfan Setiaputra: Isi Garasinya 4 Mobil Senilai Rp2 Miliar
"Kami ingin memberikan pelayanan yang terbaik kepada penumpang. Oleh karena itu, harga tiket yang kami tawarkan memang lebih tinggi dibandingkan maskapai lain," kata Irfan.
Meskipun demikian, Irfan tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan harga tiket di masa depan. Namun, hal ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti harga avtur dan nilai tukar rupiah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU demi Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik Sepanjang Nataru
-
Kapitalisasi DRX Token Tembus Rp2,4 Triliun, Proyek Kripto Lokal Siap Go Global
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera