Suara.com - Analis Kripto Reku Fahmi Almuttaqin menilai, setelah rilis data inflasi indeks Harga Belanja Personal (PCE) terbaru Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu, harga Bitcoin (BTC) dan sejumlah aset kripto lainnya mulai menunjukkan pemulihan signifikan.
Data PCE bulan Mei mencatat penurunan tahunan menjadi 2,6 persen (year-on-year/yoy) dari 2,7 persen (yoy) di April sesuai dengan ekspektasi para ekonom. Setelah data inflasi tersebut dirilis, harga BTC melonjak hampir 6 persen, dari level 60.000 dolar AS ke 63.500 pada 1 dan 2 Juli, sebelum terkoreksi dan berada di level 58.977 dolar AS saat berita ini ditulis.
Pemulihan ini juga terlihat pada sejumlah aset kripto lainnya, terutama yang berasal dari sektor infrastruktur. Selain itu, aset kripto utama seperti Solana (SOL) dan Toncoin (TON) turut mengalami apresiasi.
"Upaya The Fed untuk mencapai 'soft landing' pada ekonomi pascapelonggaran besar-besaran imbas pandemi COVID-19 terlihat telah memasuki babak akhir. Jika diibaratkan pertandingan sepak bola, saat ini seperti berada di menit ke-80 dan unggul tipis satu angka. Kemenangan sudah di depan mata namun apapun masih bisa terjadi," kata Fahmi pada Kamis (4/7/2024).
Menurut dia, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS sebesar 1,4 persen di kuartal I, dampak positif dari inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi masih tergolong normal. Ini menjadi faktor pendukung agar suku bunga tidak diturunkan karena kontraksi ekonomi, melainkan karena kondisi ekonomi yang membaik.
Meski pasar merespons positif, langkah The Fed selanjutnya akan bergantung pada data inflasi dan laporan ketenagakerjaan bulan Juni.
"Koreksi harga mungkin akan terjadi dalam dinamika pasar, namun jika tren berubah, potensi pemulihan cepat sangat terbuka. Pasar saat ini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 68 persen pada September," ujar Fahmi, dikutip dari Antara.
Ia menilai membaiknya inflasi AS membuka peluang positif bagi investor untuk berinvestasi di aset kripto. Sinyal pelonggaran kebijakan ekonomi AS bisa menarik minat investor terhadap instrumen berisiko seperti kripto.
"Namun, dengan dinamika tinggi di pasar kripto, investor harus berhati-hati dan membuat keputusan investasi dengan bijak," katanya.
Baca Juga: Michael Dell Bisa Picu 'Pump' Bitcoin, Harga BTC Bakal Kembali Menguat?
Beberapa indikator seperti Alts Buy Signal yang dikompilasi oleh Cryptokoryo di platform Dune, saat ini menunjukkan situasi strong buy untuk altcoin pada level yang belum pernah terlihat sebelumnya. Ini menunjukkan potensi besar pada aset kripto alternatif selain Bitcoin.
Namun, Fahmi mengingatkan bahwa altcoin memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan Bitcoin, karena kapitalisasi pasar dan likuiditas Bitcoin yang lebih besar serta popularitas altcoin yang tidak setinggi Bitcoin. Meski demikian, banyak altcoin memiliki potensi teknologi menjanjikan yang bisa memiliki nilai manfaat besar di masa depan.
Reku terus mengimbau investor untuk membuat keputusan investasi dengan cermat dan tidak tergesa-gesa. "Investor bisa menabung rutin dan memantau kondisi pasar secara reguler. Diversifikasi ke altcoin lainnya juga disarankan, di mana Reku rutin menambah coin listing setiap minggu. Fitur Portfolio Analysis di Reku memudahkan investor untuk memantau performa investasi secara real-time tanpa menghitung secara manual," ujar Fahmi.
Berita Terkait
-
Kebijakan Parlemen Hong Kong Terkait Web3 dan Kripto Diharapkan Menular ke Indonesia
-
Maksimalkan Profitabilitas Trading Trader Pro, Pintu Luncurkan Pintu Pro
-
Combo Harian Hamster Kombat Bisa Dapat 5 Juta Koin! Simak Cara Klaim Kode Morse 2 Juli 2024
-
Tips Pemakaian Sandi Harian Hamster Kombat dan Jam Rilis
-
Michael Dell Bisa Picu 'Pump' Bitcoin, Harga BTC Bakal Kembali Menguat?
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya