Suara.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Papua Barat mengalami inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 3,73 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 4,56 persen (yoy).
Inflasi ini dipengaruhi kenaikan indeks harga dari lima komoditas yang memberikan andil terbesar. Yaitu beras, tarif angkutan udara, ikan tuna, bawang putih, dan tomat.
Dikutip dari kantor berita Antara, Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere mencanangkan penanaman serentak komoditas penyumbang inflasi di kebun ketahanan pangan Kampung Susweni, Kabupaten Manokwari.
Inilah upaya pemerintah daerah dalam menjaga ketersediaan stok komoditas pangan, sehingga harga tetap terkendali dan inflasi tidak mengalami peningkatan.
"Tujuan utama gerakan serentak yang dilakukan adalah menjaga ketersediaan dan kestabilan harga supaya inflasi tetap terkendali," ungkap Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere.
Pemerintah daerah intensif mengedukasi seluruh komponen masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan tidur untuk pembudidayaan komoditas pangan lokal.
Peran aktif masyarakat dalam gerakan menanam berbagai jenis komoditas lokal dapat mewujudkan ketahanan pangan di daerah sekaligus mengantisipasi dampak perubahan iklim.
"Cuaca ekstrem diprediksi terjadi Agustus, yang mengakibatkan suhu meningkat, terjadi kekeringan, dan gagal panen," tandasnya.
"Ada sejumlah komoditas pangan penyumbang inflasi yang ditanam, seperti cabai, tomat, bawang merah, bawang putih, dan lainnya," jelas Ali Baham Temongmere di Manokwari pada Jumat (5/7/2024).
Kegiatan budidaya tanaman pangan lokal ini melibatkan seluruh aparatur yang tersebar dalam 47 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup pemerintah provinsi.
Baca Juga: 25 Pelaku UMKM Dapat Pelatihan Disnakertranskopumkm, Apakah Itu?
Hasil produksi kebun ketahanan pangan ini nantinya disuplai kepada sejumlah pedagang di Manokwari, guna menjamin ketersediaan pasokan sekaligus menjaga kestabilan harga komoditas. Sementara itu, untuk mekanisme pendistribusian hasil panen akan dirumuskan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat agar upaya mengendalikan inflasi tepat pada sasaran
"Apakah ada toko sendiri yang menampung hasil panen lalu dijual dengan harga murah atau seperti apa, nanti dirumuskan sama-sama," lanjut Ali Baham Temongmere.
Yacob Fonataba, Penjabat Sekretaris Daerah Papua Barat menyatakan bahwa aparatur pemerintah daerah sudah semestinya menjadi contoh bagi masyarakat agar kampanye budidaya pangan lokal dapat diimplementasikan.
Pemerintah provinsi juga membuka ruang bagi masyarakat sekitar kawasan Susweni untuk berpartisipasi mengelola kebun ketahanan pangan yang sudah dilengkapi sistem irigasi pompa dan pipa.
"Kalau pemerintah tidak turun ke lapangan, bagaimana mungkin bisa mengajak masyarakat melakukan budidaya tanaman pangan," tandas Yacob Fonataba.
Berita Terkait
-
Ibu-Ibu Mekaar, Pahlawan Ekonomi Keluarga Indonesia: Tak Berjubah, Namun Berjuang
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Angka Pengangguran di Jakarta Tembus 330 Ribu Orang, BPS Klaim Menurun, Benarkah?
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Neo Pinjam: Bunga, Biaya Admin, Syarat, Tenor, Kelebihan dan Kekurangan
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Optimalkan Nilai Tambah dan Manfaat, MIND ID Perkuat Tata Kelola Produksi serta Penjualan
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
-
3 Altcoin Diprediksi Bakal Meroket Pasca Penguatan Harga Bitcoin US$ 105.000
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal