Suara.com - Transformasi digital semakin merambah ke berbagai sektor, termasuk industri mainan. Data terbaru menunjukkan bahwa 70% pedagang mainan di Indonesia kini telah mengadopsi sistem pembayaran digital seperti QRIS.
"Bagi pengusaha mainan penggunaan QRIS sudah jadi kebutuhan. Di Bawah asosiasi kami sudah mencapai 70 persen pakai pembayaran digital. Karena ini menguntungkan tak hanya buat penjual, tapi pembeli juga yang tak perlu banyak bawa uang lagi kalau belanja," kata Ketua Asosiasi Mainan Indonesia Sutjiadi Lukas dikutip Kamis (15/8/2024).
Kendati demikian Sutjiadi juga mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapkan penjual mainan di Indonesia terkait QRIS. Salah satunya soal jaringan telekomunikasi atau internet terutama di daerah. Ia juga mengungkapkan soal penjual di Bawah asosiasinya yang mengalami penipuan dari pembeli yang mengklaim sudah melakukan pembayaran namun kenyataannya belum masuk ke rekening penjual.
"Saya dapat informasi ada modus penipuan dari pembeli yang mengklaim sudah membayar pakai QRIS. Tapi ada juga yang mengeluhkan salah satu penyebabnya adalah jaringan internet," katanya.
Selain itu, Ia juga mengungkapkan adanya penjual mainan yang masih menganggap kalau penggunaan QRIS yang merupakan produk bank itu adalah haram. Tak hanya itu, ada juga penjual mainan yang mengeluhkan adanya pemotongan atau charge yang dibebankan kalau menggunakan QRIS.
Atas dasar itu, ia menyarankan agar pemerintah dan perbankan melakukan aturan yang lebih simpel dan bisa meniru China dalam hal pembayaran digital. Sutjiadi membagikan pengalamannya saat bertransaksi dengan pembayaran digital di China yang gratis tanpa biaya dan lebih tegas aturannya.
"Kalau di China semua penjual dan pembeli sudah lebih nyaman pakai Alipay atau WeChat Pay karena aturan pemerintahnya uang tunai sudah tak berlaku lagi. Jadi bisa tiru China, buat saja aturan tegas yang membuat semua orang menggunakan pembayaran digital," katanya.
Ditempat terpisah, Indra, praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan penyedia jasa teknologi digital menyakini pemerintahan selanjutnya akan memprioritaskan kemudahan jaringan internet ke seluruh daerah di Indonesia.
“Pemerintahan sekarang sebenarnya sudah on the track, terbukti peningkatan jumlah transaksi digital terus mengalami peningkatan di seluruh Indonesia. Saya menyakini pemerintahan selanjutnya akan menjadikan kemudahan internet di seluruh daerah sebagai salah satu prioritas utama kebijakannya,” ujarnya,
Baca Juga: BRI Permudah Transaksi Merchant, Gratiskan Biaya MDR QRIS
Terkait dengan keamanan QRIS, Indra mengutip pernyataan BI bahwa QRIS telah memiliki standar nasional yang mengacu pada fitur keamanan internasional.
“Artinya dari sisi keamanan tentunya jaminan menghindari adanya Fraud. Tapi seperti kata BI, semua pengawasan ini menjadi tanggungjawab bersama, baik penyedia maupun pengguna,” ujar Indra mengutip pernyataan Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta Juni lalu.
Indra juga memastikan BI bersama Asosiasi Sistem PembayaranIndonesia (ASPI), dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), dimana perusahaanya ada didalamnya, selalu melakukan sosialisasi dan edukasi terkait keamanan transaksi QRIS kepada para merchant.
Contoh inovasi dilakukan perusahaannya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.
Beberapa diantaranya adalah bermitra dengan komunitas Tamado Grop di Sumatera untuk menjangkau UMKM di Pematang Siantar, Kabupaten Samosir, Aceh, Bali dan beberapa tempat lainnya. Aplikasi Posku Lite juga ikut serta berpartisipasi meramaikan kegiatan Jateng Fair 26-11 Agustus 2024.
“Kami turut serta mengikuti Jateng Affair untuk mendukung dan memfasilitasi pelaku bisnis dan UMKM di Provinsi Jawa Tengah dalam memberikan kemudahan dan kecepatan baik untuk pencatatan maupun transaksi usaha yang dijalankan. Kita juga beri edukasi atas minimnya wawasan mengenai penggunaan dan manfaat yang diberikan aplikasi kasir digital," kata Indra.
Menurut Indra, masih minimnya wawasan dan literasi yang ada, membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut. Padahal, kata dia aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat, salah satunya pencatatan transaksi, arus keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan bisnis lebih aman dan terpercaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun