Suara.com - Kondisi politik dalam negeri sedang memanas karena langkah akrobatik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk mengesahkan rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berkata bahwa langkah DPR RI ini fatal dikarenakan aturan yang sudah disahkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) soal Pilkada, diutak-atik lagi sehingga menyebabkan ketidakjelasan regulasi.
“Kesalahan fatal DPR yang memicu aksi massa di berbagai wilayah hari ini merupakan penyebab ekonomi jadi terganggu. Jadi masalahnya bukan diluapan ekspresi dari masyarakat, tapi dari ketidakpastian kebijakan dan risiko stabilitas politik jangka panjang," kata Bhima dalam pernyataannya, dikutip Senin (26/8/2024).
Menurut Bhima, ketidakpastian regulasi dapat membuat investor dan pelaku usaha mempersepsikan bahwa banyak aturan di Indonesia yang bergonta-ganti.
“Tidak hanya soal Pilkada, tapi juga (kebijakan) perdagangan dan investasi yang flip-flop alias berganti-ganti,” tuturnya.
Jika RUU Pilkada jadi disahkan, menurut Bhima, akan timbul risiko politik di berbagai daerah karena banyak calon kepala daerah yang akan bersaing dengan kotak kosong.
Ini akan memperburuk dan memperpanjang sentimen negatif terhadap politik Indonesia.
Tak hanya kepada masyarakat umum, Bhima menilai risiko ini akan berdampak pula kepada investor dan pelaku usaha dan bisa membuat mereka memilih menaruh uang di negara lain daripada di Indonesia.
"Harusnya kan pemerintah dan DPR ciptakan iklim investasi yang kondusif, transparan, dan terukur ya. Ini banyak biaya dari risiko stabilitas politik muncul dan siapa yang mau menanggung?" tanya Bhima.
Baca Juga: Plt Ketum PPP Dukung Ansar Ahmad-Nyangnyang di Pilkada Kepri, Ini Harapannya
“Pelaku usaha pastinya akan masukan berbagai risiko politik pada perencanaan ekspansi bisnisnya. Kalau ribut-ribut karena pemerintah tidak bisa dipercaya soal aturan, ya pelaku usaha dan investor akan pindah cari negara lain. Sekali lagi yang menciptakan sentimen negatif ke pasar modal dan ekonomi hari ini adalah DPR," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
BRI Peduli Bantu Pulihkan Psikologis Anak-Anak Korban Bencana Aceh-Sumatra
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN