Suara.com - OKX, yang sebelumnya dikenal sebagai OKEx, adalah platform pertukaran mata uang kripto yang didirikan pada tahun 2017 oleh Xu Mingxing dan awalnya berbasis di Hong Kong. Meskipun masih memiliki kantor di Hong Kong, saat ini markas besar OKX berada di Malta, karena negara ini menawarkan regulasi yang mendukung untuk industri kripto.
OKX menjadi salah satu pilihan favorit bagi banyak trader kripto, terutama bagi mereka yang ingin memperdagangkan berbagai jenis altcoin. Platform ini secara aktif berusaha mendukung pencatatan token dari penawaran koin perdana (ICO) terbaru yang ada di pasar. Selain itu, OKX dikenal karena dukungannya bagi trader di Asia, termasuk penyediaan transaksi dalam mata uang Yuan Tiongkok, yang jarang didukung oleh bursa lain.
Platform ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia dalam hal volume perdagangan kripto, yang didukung oleh data internal mereka dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkenal di industri kripto, seperti kemitraan dengan Lightning Labs untuk mengintegrasikan Bitcoin Lightning Network ke dalam platform mereka.
Berkantor pusat di Malta memberikan OKX keuntungan lokasi, karena Malta dikenal sebagai tempat bagi banyak perusahaan besar di industri kripto dan memiliki reputasi yang baik dalam hal transparansi dan regulasi.
OKX mematuhi semua peraturan KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti-Money Laundering) yang diwajibkan, serta menerapkan autentikasi dua faktor untuk meningkatkan keamanan akses pengguna ke platform.
Meski demikian, OKX pernah mengalami beberapa masalah terkait pendiri dan pihak-pihak pendukungnya dari Tiongkok, termasuk beberapa kali penangkapan yang melibatkan Xu Mingxing pada akhir 2020 atas tuduhan penipuan.
Hal ini menyebabkan penangguhan sementara penarikan dana di platform tersebut. Ada juga laporan sebelumnya tentang peretasan yang mengakibatkan hilangnya kripto dari beberapa pengguna.
Karena hubungan Tiongkok dengan sektor kripto yang cenderung fluktuatif, keamanan dan masa depan OKX sebagai bursa masih sulit untuk diprediksi, meskipun volume perdagangan yang besar menjadi nilai tambah tersendiri.
Dalam perdagangan spot, OKX menawarkan lebih dari 150 jenis koin yang, dikombinasikan dengan berbagai pasangan mata uang, menghasilkan lebih dari 450 opsi perdagangan. Jumlah ini terus bertambah karena dukungan platform untuk mencatat koin dan token baru secara teratur. OKX juga memiliki token asli mereka, OKB, yang bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai keuntungan di platform.
Baca Juga: Kronologi 5 Karyawan BEI Dipecat Gara-gara Dugaan Korupsi, Ada Peran Oknum OJK
OKX juga mendukung perdagangan margin dengan leverage hingga 10:1 di pasar spot, atau hingga 100:1 untuk kontrak berjangka seperti Bitcoin, Ethereum, dan Litecoin. Selain itu, platform ini menawarkan fitur tambahan seperti meminjamkan atau mempertaruhkan koin untuk mendapatkan bunga, serta meminjam koin dari pengguna lain dengan tingkat bunga yang ditentukan.
Platform OKX tersedia dalam bentuk berbasis web dan desktop, serta kompatibel untuk perdagangan melalui perangkat seluler Android dan iOS. Platform ini dirancang dengan antarmuka yang ramah pengguna, memudahkan baik trader pemula maupun berpengalaman untuk bernavigasi dan memanfaatkan berbagai alat perdagangan yang tersedia.
Biaya dan Administrasi
Dalam hal biaya perdagangan, OKX menerapkan sistem berjenjang yang sangat kompetitif. Biaya perdagangan tertinggi adalah 0,15% untuk pembuat (maker) dan 0,2% untuk pengambil (taker), tetapi biaya ini bisa turun hingga 0,02% untuk pengambil dan -0,01% untuk pembuat di tingkat tertinggi. Biaya penarikan juga relatif rendah dibandingkan bursa lain, dengan biaya sekitar 0,0004 BTC untuk Bitcoin dan 0,003 ETH untuk Ethereum.
Desclaimer: Redaksi Suara.com tidak pernah meminta atau menawarkan Anda untuk berinvestasi dalam bentuk apapun. Redaksi hanya menyampaikan kabar dan informasi. Keputusan dan risiko ada di tangan pembaca sepenuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan
-
VIVO dan BP-AKR Batalkan Pembelian BBM dari Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Biang Kerok
-
Permudah Klaim, BUMN Pengelola Dana Pensiun Ini Genjot Layanan Digital
-
Viral Menkeu Purbaya Makan Siang di Kantin DJP: Hidupkan Sektor UMKM!
-
Pemerintah Menang Banyak dari Negosiasi Freeport: Genggam 12 Persen Saham Hingga Pembangunan Sekolah