Suara.com - Ethereum adalah salah satu mata uang kripto yang paling populer sekarang. Selain karena harga ethereum yang tinggi, populernya Ethereum kemungkinan terjadi karena Ethereum menawarkan platform blockchain yang mendukung kontrak pintar (smart contracts) serta aplikasi terdesentralisasi (dApps). Ini memungkinkan pengembang untuk membuat berbagai aplikasi tanpa memerlukan otoritas pusat.
Kendati memiliki kelebihan, Ethereum memiliki biaya transaksi yang dikenal sebagai gas fee. Gas fee sendiri adalah biaya yang harus dibayar pengguna untuk melakukan transaksi di jaringan Ethereum atau menjalankan kontrak pintar (smart contract). Biaya ini sering dikeluhkan investor dan pengguna kripto. Sebab, Gas fee yang tinggi dapat membuat penggunaan Ethereum menjadi kurang efisien. Utamanya bagi mereka yang ingin bertransaksi dalam jumlah kecil.
Lantas, kenapa gas fee ethereum bisa sangat tinggi? Berikut ini adalah pembahasan tentang faktor-faktor utama yang menyebabkan gas fee Ethereum bisa sangat mahal.
Apa Itu Gas Fee dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Gas fee dalam jaringan Ethereum dihitung dalam unit gas yang mewakili sumber daya komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan transaksi atau kontrak pintar. Ketika pengguna mengirim Ethereum (ETH) atau menggunakan aplikasi terdesentralisasi (dApps), mereka harus membayar gas fee sebagai insentif kepada penambang untuk memproses transaksi tersebut. Adapun, setiap transaksi membutuhkan sejumlah gas tertentu yang tergantung pada kompleksitas dan ukuran transaksi.
Harga gas ini dinyatakan dalam Gwei. Ini merupakan pecahan kecil dari ETH yang dimana 1 Gwei sama dengan 0,000000001 ETH. Namun, gas fee ini tidak tetap dan dapat berubah-ubah karena beberapa faktor.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi gas fee adalah lalu lintas jaringan. Saat banyak pengguna aktif di jaringan dan ingin memproses transaksi pada saat yang sama, biaya gas akan meningkat. Ini karena adanya persaingan untuk ruang di blok. Ini tentu berbeda pada saat jaringan sepi. Sebab, gas fee cenderung lebih rendah karena jumlah pengguna dan proses transaksi lebih sedikit yang tentu menghilangkan proses persaingan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gas Fee Ethereum
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gas fee Ethereum. Berikut adalah beberapa diantaranya.
1. Kepadatan Jaringan
Salah satu faktor utama yang menyebabkan gas fee Ethereum melonjak adalah jaringan yang padat. Ketika banyak pengguna ingin melakukan transaksi dalam waktu yang bersamaan, pengguna dengan gas fee lebih tinggi akan diprioritaskan. Hal ini menyebabkan persaingan antar pengguna untuk mendapatkan ruang di blok. Pada akhirnya, meningkatkan biaya transaksi secara signifikan.
2. Kompleksitas Transaksi
Setiap transaksi di Ethereum memerlukan jumlah gas yang berbeda-beda. Jumlah tersebut tergantung pada kompleksitas transaksi tersebut. Semakin kompleks transaksi, semakin banyak sumber daya komputasi yang dibutuhkan. Maka dari itu, jumlah gas yang diperlukan semakin tinggi dan memperbesar biaya gas fee.
3. Harga ETH
Selain faktor internal jaringan, harga Ethereum (ETH) juga berperan dalam besaran gas fee. Ini Karena gas fee dibayar dalam ETH. Sehingga, ketika harga ETH meningkat, biaya gas dalam dolar AS juga akan naik.
Baca Juga: Ethereum Melonjak 26 Persen Setelah SEC Menyetujui ETF Spot Ethereum
Bagaimana Cara Mengurangi Biaya Gas Fee?
Kendati cukup menjadi keluhan banyak investor karena harganya yang tinggi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya gas fee. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.
1. Menggunakan Jaringan pada Waktu Sepi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gas fee adalah dengan melakukan transaksi pada saat jaringan sepi. Ini karena gas fee cenderung lebih rendah saat lalu lintas jaringan berkurang. Untuk itu, gunakan alat seperti pengukur gas fee dapat membantu pengguna menentukan kapan waktu terbaik untuk melakukan transaksi dengan biaya yang lebih rendah.
2. Menggunakan Solusi Layer 2
Solusi Layer 2 seperti Polygon atau Optimism menjadi alternatif yang lebih murah untuk bertransaksi di Ethereum. Teknologi Layer 2 dirancang untuk menangani transaksi di luar jaringan utama Ethereum namun tetap menjaga keamanan yang ditawarkan oleh blockchain Ethereum.
Dengan menggunakan Layer 2, pengguna dapat mengurangi gas fee yang harus dibayar. Sebab, transaksi yang dilakukan pada Layer 2 biasanya lebih murah dibandingkan dengan transaksi di Layer 1 yang merupakan jaringan utama Ethereum.
3. Memanfaatkan Fitur Batch Transaction
Beberapa aplikasi dan platform memungkinkan pengguna untuk menggabungkan beberapa transaksi menjadi satu. Istilah ini dikenal sebagai batch transaction. Dengan melakukan ini, pengguna dapat menghemat biaya gas karena hanya membayar satu kali gas fee untuk beberapa transaksi sekaligus. Ini sangat berguna bagi mereka yang sering melakukan banyak transaksi kecil.
Meskipun Ethereum masih menghadapi tantangan dengan gas fee yang tinggi dalam beberapa situasi, ini sebenarnya mencerminkan ekosistem Ethereum yang terus berkembang dan diminati banyak pihak. Dengan semakin banyaknya aplikasi, proyek, dan pengguna yang bermigrasi ke Ethereum, hal ini menunjukkan bahwa platform ini terus menjadi pilihan utama untuk berbagai solusi berbasis blockchain. Tingginya permintaan terhadap jaringan juga menunjukkan kepercayaan besar dari para pengembang dan pengguna terhadap potensi jangka panjang Ethereum.
Upgrade ke Ethereum 2.0 merupakan langkah penting yang sudah diambil untuk meningkatkan efisiensi jaringan dan mengurangi gas fee. Walaupun belum sepenuhnya menyelesaikan masalah ini, solusi seperti Layer 2 scaling terus dikembangkan untuk mengoptimalkan transaksi dengan biaya lebih rendah. Ini adalah bukti komitmen Ethereum dalam menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan efisien, sehingga pengguna dapat terus bertransaksi dan berinovasi di platform ini.
Berita Terkait
-
Profil Indodax, Dikabarkan Kena Hack Hingga Merugi Ratusan Miliar
-
Pasar Altcoin Merosot: Ethereum Turun Lebih Dari 10%
-
Efisiensi Biaya Transaksi, Ethereum Jadi Ekosistem Menjanjikan di Masa Depan
-
Dorong Investasi Properti di Indonesia, BTN Terapkan Tokenisasi DIRE
-
Bitcoin dan Ethereum Naik, Intip Analisis Pasar Crypto dan Prospek ETF Spot
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
Terkini
-
Link Saldo DANA Kaget Untuk Long Weekend, Segera Klaim Sebelum Diburu
-
Malam Minggu Ceria: Rebutan DANA Kaget Hingga Rp249 Ribu! Siapa Cepat Dia Dapat
-
Rezeki Akhir Pekan: 3 Link Saldo DANA Kaget Siap Diklaim, Berpeluang Dapat Rp245 Ribu!
-
5 Pilihan Cat Genteng Anti Sinar UV, Bikin Atap Rumah Awet dan Sejuk!
-
Transmart Hadirkan Promo Paket Super Hemat yang Bikin Dompet Tersenyum Lebar!
-
Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah Agar Tidak Over Budget
-
Perbedaan Rumah Subsidi dan Rumah Komersil, Ternyata Beda Banget
-
Mantan Eks Stafsus Jokowi Arif Budimanta Meninggal Dunia
-
OKX Cetak Rekor, Kelola Aset Kripto Rp540 T, Geser Posisi Binance Jadi Exchange Terbesar Kedua
-
Diaspora Prihatin! Warga Negara di Luar Negeri Desak Pemerintah Perbaiki Demokrasi