Suara.com - Dalam satu dekade, Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan perlindungan sosial. Hal ini untuk menjaga taraf hidup masyarakat agar tidak terjerat kemiskinan.
Salah satu program andalan Jokowi dalam 10 tahun terakhir untuk menjaga keluarga tak menjadi miskin yaitu Program Keluarga Harapan (PKH).
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program Bantuan Tunai kepada 10 juta keluarga setiap tahunnya. PKH ini dijalankan oleh Kementerian Sosial yang telah terbukti berhasil mendorong penurunan angka kemiskinan di Indonesia.
Saat berpidato dalam nota keuangan 16 Agustus 2024 lalu, Jokowi mengungkapkan, selama 10 tahun terakhir pemerintah setidaknya menanggarkan dana sebesar Rp225 triliun untuk Program Keluarga Harapan selama 10 tahun berada di posisi Rp225 triliun.
Setiap tahun dana sebesar itu dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga sekitar 10 juta keluarga kurang mampu.
"Ini adalah pembangunan yang kita cita-citakan bersama. Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang memberi dampak bagi masyarakat luas. Pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh bersama," ujar Jokowi dalam pidatonya.
PKH ini memang terbukti menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia turun 3,06 juta dalam kurun waktu 10 tahun, atau turun 2,22 persen.
Adapun, pada Maret 2014 penduduk miskin berjumlah 28,28 juta, namun pada Maret 2024 penduduk miskin hanya sebesar 25,22 juta orang.
Jika dihitung secara tahunan, maka ada 300 ribu penduduk RI yang terlepas dari jeratan kemiskinan, di mana kebanyakan tingkat pemulihannya paling banyak di desa.
Tak hanya tingkat penduduk miskin, tingkat kemiskinan ekstrim juga turun berkat PKH yang dijalankan konsisten setiap tahunnya. Berdasarkan data BPS ingkat kemiskinan ekstrem konsisten turun dari 2014 di level 7,9 persen ke level 3,7 persen pada 2019.
Kemudian, pada 2020 ketika adanya pandemi kemiskinan ekstrim naik ke level 4,2 persen. Akan tetapi, pada 2021 kembali turun ke level 3,7 persen dan terus turun hingga pada 2024 tersisa 0,8 persen dari jumlah penduduk.
"Angka Kemiskinan ekstrem Indonesia telah berhasil turun menjadi 0,83 persen pada Maret 2024 dibandingkan dengan kondisi Maret 2023 yang besarnya 1,12 persen," imbuh Menko PMK yang kala itu masih dijabat oleh Muhadjir Effendy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Cara Mendapatkan Promo Shopee 12.12, Trik Jitu Biar Gak Kehabisan Diskon
-
Harga Tiket Pesawat Meroket Meski Pemerintah Bilang Ada Diskon Nataru, Apa yang Terjadi?
-
Progres Pemulihan Listrik Pasca-Bencana: Aceh 33 Persen
-
OJK Proses Izin Dua Calon Lembaga Bursa Aset Kripto, Siapa Saja?
-
Diminta OJK Perbanyak Porsi, Proyeksi Keuangan Hijau Bakal Naik pada 2026
-
Mentan Amran: Korban Bencana Sumatra Harus Dibantu, Negara Memanggil!
-
Rupiah Masuk Zona Hijau, Dolar Amerika Loyo ke Rp16.667
-
IHSG Bergerak 2 Arah di Awal Sesi Hari Ini, Tapi Cenderung Melemah
-
Harga Emas Antam Meroket Lagi Hari Ini, Jadi 2.453.000 per Gram
-
Lewat AIIR, Indonesia Serius Tingkatkan Kepercayaan Investor Asing di Pasar Modal