Suara.com - PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), raksasa tekstil yang pernah merajai pasar domestik dan internasional, resmi dinyatakan pailit.
Keputusan ini tak hanya berdampak pada puluhan ribu karyawan, namun juga mengguncang industri perbankan. Pasalnya, sebanyak 28 bank tercatat sebagai kreditur utama perusahaan yang memiliki utang mencapai puluhan triliun rupiah.
Sritex pernah menjadi kebanggaan bangsa. Produk-produknya dikenal berkualitas tinggi dan mampu menembus pasar global. Namun, seiring berjalannya waktu, perusahaan mulai menghadapi tantangan berat.
Pandemi COVID-19 menjadi pukulan telak bagi industri tekstil secara global, termasuk Sritex. Penurunan permintaan dan gangguan rantai pasok semakin memperparah kondisi keuangan perusahaan.
Persaingan di industri tekstil semakin ketat, terutama dari negara-negara dengan biaya produksi yang lebih rendah. Sritex kesulitan untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Sritex mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sebagai upaya untuk merestrukturisasi utang. Namun, upaya ini gagal dan perusahaan dinyatakan pailit.
Setidaknya ada 28 kreditur yang kini harus dihadapi oleh Sritex, dimana rata-rata utangnya dalam bentuk mata uang asing.
Berikut daftar utang bank jangka panjang Sritex per Juni 2024 :
1. PT Bank Central Asia Tbk – USD71.309.857
2. State Bank of India, Singapore Branch – USD43.881.272
3. PT Bank QNB Indonesia Tbk – USD36.939.779
4. Citibank N.A., Indonesia – USD35.828.895
5. PT Bank Mizuho Indonesia – USD33.709.712
6. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk – USD33.270.249
7. PT Bank Muamalat Indonesia – USD25.450.735
8. PT Bank CIMB Niaga Tbk – USD25.339.757
9. PT Bank Maybank Indonesia Tbk – USD25.164.698
10. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah – USD24.802.906
11. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk – USD23.807.151
12. Bank of China (Hong Kong) Limited – USD21.775.703
13. PT Bank KEB Hana Indonesia – USD21.531.858
14. Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd. – USD20.000.000
15. Woori Bank Singapore Branch – USD19.870.570
16. Standard Chartered Bank – USD19.570.364
17. PT Bank DBS Indonesia – USD18.238.799
18. PT Bank Permata Tbk – USD16.707.799
19. PT Bank China Construction Indonesia Tbk – USD14.912.907
20. PT Bank DKI – USD9.130.551
21. Bank Emirates NBD – USD9.614.459
22. ICICI Bank Ltd., Singapore Branch – USD6.959.350
23. PT Bank CTBC Indonesia – USD6.950.110
24. Deutsche Bank AG – USS6.821.159
25. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk – USD4.970.990
26. PT Bank Danamon Indonesia Tbk – USD4.519.552
27. PT Bank SBI Indonesia – USD4.380.882
28. MUFG Bank, Ltd. – USD23.777.384.
Baca Juga: Siapa Pendiri Sritex? Dulu Berjaya Produksi Baju Tentara Jerman, Kini Harus Diselamatkan Prabowo
Berdasarkan lapoaran keuangan utang atau liabilitas Sritex tercatat sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp 25,01 triliun, sementara ekuitasnya telah mencatatkan defisiensi modal sebesar -US$ 980,56 juta. Mengacu pada laporan keuangan per semester I-2024, liabilitas Sritex didominasi oleh liabilitas jangka panjang, dengan perolehan sebesar US$ 1,47 miliar.
Sementara liabilitas jangka pendeknya tercatat sebesar US$ 131,42 juta. Utang bank menjadi salah satu pos paling besar yang menyumbang liabilitas jangka panjang Sritex, dengan nilai sebesar US$ 809,99 juta atau sekitar Rp 12.66 triliun. Hingga paruh pertama tahun ini, setidaknya terdapat 28 bank yang memiliki tagihan kredit jangka panjang atas Sritex.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
OCBC Nilai Investor Masih Percaya pada Fundamental Ekonomi Indonesia
-
BI Proyeksi Ekspor dan Belanja Pemerintah Topang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
-
Amman Mineral Dapat Restu Pemerintah untuk Ekspor Konsentrat Tembaga
-
GMFI Siap Gelar Right Issue Sekaligus Inbreng Lahan dari API Rp 5,66 Triliun
-
Prabowo Minta DHE Ditinjau Ulang, BI: Bagus Untuk Dukung Stabilitas Rupiah
-
Bahlil Mau Nyontek Penerapan BBM Campur Etanol dari Brasil
-
Tumbuh 10,6 Persen, BTN Bukukan Laba Bersih Rp 2,3 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
IHSG Melemah Tipis, Perang Dagang Masih Jadi Pemicu
-
Oknum Pajak Semarang Palak Rp300 Juta, Menkeu Purbaya Heran Masih Ada Pungli
-
Pegadaian Raih Best Innovation Lewat ATM Emas, Perkuat Posisi Gold Ecosystem Leader di Indonesia