Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatatkan kinerja positif pada triwulan III-2024. Pada periode tersebut, BRI membukukan laba bersih Rp45,36 triliun secara konsolidasi atau tumbuh 2,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp44,21 triliun. Kenaikan laba ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 4,5% menjadi Rp105,75 triliun dan non bunga 10,3% menjadi Rp17,15 triliun.
Bank pelat merah ini berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.353 triliun atau tumbuh 8,21% secara year-on-year. Dari total penyaluran kredit tersebut, 81,7% diantaranya atau sebesar Rp1.106 triliun merupakan kredit kepada segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Penyaluran kredit yang tumbuh positif ini membuat aset BRI meningkat sebesar 5,94% secara year-on-year menjadi Rp1.962 triliun.
"BRI berkomitmen untuk terus memperkuat UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan UMKM. BRI mengambil peran dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan," tutur Direktur Utama BRI, Sunarso dalam Konferensi Pers secara daring pada Rabu, (30/10/2024).
Dengan penyaluran kredit yang terus tumbuh, BRI juga mampu mengelola kualitas asetnya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari rasio NPL (Non Performing Loan) BRI yang terus membaik. Tercatat pada triwulan III-2024, NPL BRI berada di angka 2,9% atau membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berada di kisaran 3,07%. Di samping NPL, BRI juga berhasil mencatatkan rasio Loan at Risk (LAR) yang lebih baik. Tercatat, pada trwiulan III-2024, LAR BRI turun menjadi 11,66% dari 13,8%.
Sunarso menyebut, penurunan NPL dan LAR ini didukung oleh penerapan strategi pengelolaan manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis. BRI juga secara aktif memantau kualitas kredit dan mengadopsi early warning system untuk mendeteksi potensi masalah kredit sedini mungkin.
"Tim recovery berhasil mengelak kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien," imbuhnya.
Di samping kualitas kredit yang semakin membaik, BRI juga terus memperkuat pencadangan sebagai langkah antisipasi dan mitigasi resiko terhadap tantangan ekonomi ke depan. BRI menyiapkan pencadangan yang cukup besar dengan NPL Coverage sebesar 215,44%.
"Dalam mengelola kualitas aset, BRI juga telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko mulai dari selektif growth, tumbuh secara selektif, pemantuan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabah," jelas Sunarso.
Dari sisi liabilitasm BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebanyak Rp1.362 triliun atau tumbuh 5,59% secara year on year. Adapun, komposisi current account saving account (CASA) terhadap seluruh DPK mencapai 64,17% meningkat dibandingkan periode tahun lalu yang berada di angka 63,64%.
Baca Juga: BSD City: Peluang Emas Investasi Properti di Masa Depan
Salah satu faktor utama dalam peningkatan penghimpunan dana murah adalah transformasi digital yang dilakukan BRI. Melalui Super Apps BRImo, BRI telah menciptakan solusi perbankan yang terintegrasi dan mudah diakses oleh nasabah kapan saja dan di mana saja. Dan inovasi ini terbukti mampu mendorong peningkatan jumlah nasabah tabungan, khususnya di kalangan milenial dan generasi muda yang semakin digital savvy.
Sampai September 2024, pengguna Brimo telah mencapai 37 juta user dengan volume transaksi mencapai 4.034 triliun atau tumbuh 35,2% secara year-on-year. Melalui pengembangan dan layanan hybrid bank, BRI juga telah memperluas jangkauan perbankan ke segmen-segmen masyarakat yang belum terlayani secara optimal, seperti masyarakat yang berada di daerah terpencil melalui Agen BRILink.
"Hal ini sesuai dengan misi BRI untuk mendukung inklusi keuangan nasional serta memperkuat ekonomi kerakyatan melalui konsep sharing economy," lanjutnya.
Tercatat hingga September 2024, BRI telah memiliki lebih dari 1 juta agen BRILink yang tersebar di 62.000 desa di seluruh Indonesia. Sepanjang Januari hingga September 2024, agen-agen ini berhasil mencatatkan transaksi 1.170 triliun yang berasal dari 859 juta transaksi finansial. Capaian kinerja positif BRI ini juga didukung kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat di mana loan to deposit ratio berada di level 89,18% serta capitol adequacy ratio (CAR) di level 26,76%.
Kedepan BRI akan terus mengelola likuiditas secara prudent untuk memastikan BRI siap menghadapi tantangan ekonomi global maupun domestik dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat BRI masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh lebih baik.
"Sebagai penutup dari pemaparan kinerja triwulan III- 2024 ini, dapat saya sampaikan bahwa BRI optimis dapat menutup tahun 2024 ini dengan kinerja yang positif, utamanya dengan fokus memperkuat fundamental kinerja yang membentuk ketangguhan sehingga BRI selalu siap menghadapi berbagai tantangan baik yang berasal dari global maupun domestik," tutup Sunarso.
Berita Terkait
-
Saatnya UMKM Lebih Terlibat di Pasar Internasional, Mari Daftar BRI UMKM EXPO(RT) 2025!
-
BRI Property Expo Goes to Sinarmas Land: Miliki Hunian Idaman dengan Penawaran Menarik
-
Mulai Logam Mulia Sampai Mystery Ball Box dari BRImo Menanti Para Pencinta Fashion di USS 2024
-
Lagi Cari Hiburan Buat Isi Waktu Kosong? Tanya Sabrina Saja yang Punya Rekomendasi Merchant Terdekat
-
Transaksi Pakai CERIA di USS 2024, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 1 Juta!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Naik! Logam Mulia di Pegadaian Mulai Tarik Minat Pembeli
-
Gurita Bisnis Victor Hartono, Pemimpin Grup Djarum: Usaha dan Saham
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi