Suara.com - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi mengumumkan penghentian operasi beberapa lini usahanya. Langkah ini diambil sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas.
Konsekuensinya, sejumlah karyawan yang bekerja di lini usaha yang ditutup terancam mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Bukalapak bakal melakukan restrukturisasi besar-besaran. Salah satu langkah yang diambil adalah menutup sejumlah lini usaha yang dinilai kurang menguntungkan.
Keputusan ini tentu berdampak pada karyawan yang bekerja di divisi tersebut. Perusahaan tengah berupaya mencari solusi terbaik untuk para karyawan yang terdampak, termasuk kemungkinan program relokasi atau pesangon.
Sekretaris Perusahaan Bukalapak Cut Fika Lutfi menjelaskan, rencana penutupan anak usaha dilakukan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan dan menjaga keuangan tetap stabil.
"Dalam mengembangkan bisnisnya, perseroan selama ini fokus kepada pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan untuk jangka panjang, serta menciptakan nilai nyata melalui optimalisasi kinerja operasi dan mempertahankan disiplin keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan pertumbuhan," kata dalam jawabannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (5/11/2024).
Menurut Fika, sejak melakukan penawaran saham umum perdana atau IPO pada tahun 2021, perseroan telah melakukan investasi dalam mengembangkan bisnisnya secara organik dan melalui sejumlah pengambilalihan dalam rangka memasuki pangsa pasar baru.
"Namun sejak perseroan melakukan IPO, pasar di mana perseroan beroperasi telah mengalami perubahan yang substansial, begitu pula dengan dinamika persaingan," ujar Fika.
Jika dilihat dalam laporan keuangan emiten E-commerce ini pada kuartal III 2024 mengalami pembengkakan rugi bersih yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: 7 BUMN "Sakit", Erick Thohir: Wijaya Karya, Waskita Hingga Krakatau Steel
Bukalapak mencatat pendapatan Rp3,39 triliun hingga periode 30 September 2024 naik dari pendapatan Rp3,33 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski demikian rugi usaha membengkak menjadi sebesar Rp1,32 triliun dari rugi usaha Rp1,29 triliun tahun sebelumnya. Rugi sebelum pajak turun menjadi Rp580,75 miliar dari rugi sebelum pajak Rp755,00 miliar.
Penurunan itu antara lain karena kenaikan pendapatan keuangan menjadi Rp783,77 miliar dari pendapatan keuangan Rp569,01 miliar tahun sebelumnya.
Rugi periode berjalan turun menjadi Rp597,35 miliar dari rugi periode berjalan Rp776,22 miliar tahun sebelumnya.
Total liabilitas naik menjadi Rp848,36 miliar hingga periode 30 September 2024 dari total liabilitas Rp792,03 miliar hingga periode 31 Desember 2023.
Total aset turun menjadi Rp25,65 triliun hingga periode 30 September 2024 dari total aset Rp26,12 triliun hingga periode 31 Desember 2023.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah Agar Tidak Over Budget
-
Perbedaan Rumah Subsidi dan Rumah Komersil, Ternyata Beda Banget
-
Mantan Eks Stafsus Jokowi Arif Budimanta Meninggal Dunia
-
OKX Cetak Rekor, Kelola Aset Kripto Rp540 T, Geser Posisi Binance Jadi Exchange Terbesar Kedua
-
Diaspora Prihatin! Warga Negara di Luar Negeri Desak Pemerintah Perbaiki Demokrasi
-
Bukan Cuma Slogan! UMKM Terbukti 'Penyelamat' Ekonomi RI
-
Bos BJBR Turun Gunung Layani Nasabah
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Ambang Batas Penghasilan Tak Kena Pajak Perlu Dinaikkan, Obati Daya Beli Menurun
-
Saldo DANA Kaget: Tersedia 3 Link, Berkesempatan dapat Rp249 Ribu Akhir Pekan Ini!