Suara.com - Kripto Solana (SOL) mengalami lonjakan harga yang signifikan dalam 24 jam terakhir, naik 12% dan mencapai lebih dari $242 pada 17 November 2024. Ini adalah level tertinggi yang dicapai Solana dalam tiga tahun terakhir. Kenaikan harga ini dipicu oleh dua faktor utama.
Pertama, pernyataan dari VanEck mengenai kemungkinan persetujuan exchange-traded funds (ETF) untuk Solana di Amerika Serikat telah meningkatkan optimisme investor.
Matthew Sigel, kepala riset aset digital VanEck, menyatakan bahwa peluang untuk mendapatkan persetujuan ETF Solana sebelum akhir 2025 sangat tinggi.
Ia menambahkan bahwa dengan kemenangan pemilihan presiden Donald Trump yang baru-baru ini terjadi, diharapkan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan lebih terbuka terhadap produk kripto baru.
Kedua, meningkatnya metrik jaringan Solana menunjukkan adanya permintaan yang semakin tinggi untuk token SOL. Data dari DefiLlama menunjukkan bahwa Solana mendominasi volume perdagangan di bursa terdesentralisasi (DEX), dengan pangsa pasar mencapai 33,59%, jauh lebih tinggi dibandingkan Ethereum yang hanya 17,54%.
Selain itu, nilai ekonomi nyata Solana, yang diukur melalui biaya transaksi dan nilai maksimum yang dapat diekstrak (MEV), juga mencapai rekor tertinggi.
Dikutip dari Cointelegraph, kenaikan harga SOL juga didorong oleh likuidasi besar-besaran posisi short di pasar futures. Pada 17 November, pasar futures Solana mencatat likuidasi short senilai $14,47 juta, sementara likuidasi long hanya sebesar $3,6 juta.
Saat trader melakukan short pada suatu aset dan harganya justru naik, mereka terpaksa membeli kembali posisi mereka untuk membatasi kerugian, sehingga mendorong kenaikan harga SOL lebih lanjut.
Dari segi teknis, kenaikan harga Solana saat ini merupakan bagian dari breakout dari pola segitiga menurun. Setelah berhasil menembus level resistensi pada grafik mingguan setelah kemenangan Trump pada 6 November, volume perdagangan yang meningkat mengonfirmasi kekuatan pergerakan ini.
Baca Juga: Token Palapa Resmi Diperdagangkan di Bittime, Sempat Melonjak Hingga 400%
Analisis pasar menunjukkan bahwa SOL kini berpotensi untuk melanjutkan rally menuju kisaran $267-270 pada akhir tahun 2024, yang akan menciptakan rekor baru bagi cryptocurrency ini.
Dengan semua perkembangan ini, investor semakin optimis terhadap masa depan Solana sebagai salah satu aset digital yang menjanjikan di pasar kripto.
Desclaimer: Artikel ini tidak berisi saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca harus melakukan penelitian sendiri saat membuat keputusan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Uang digital terus berkembang pesat di Indonesia
-
Profil Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin yang Meninggal Dunia
-
Rupiah Bangkit ke Rp16.716, Namun Ancaman Fiskal dan Geopolitik Bayangi Pasar
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Namun Dibayangi Pelemahan Rupiah
-
Emas Antam Naik Tipis Rp 2.000 Jelang Akhir Pekan, Intip Deretan Harganya
-
Industri Perbankan Berduka, Bos Bank BJB Yusuf Saadudin Wafat
-
Gagal Bayar Massal, OJK Seret KoinP2P dan Akseleran ke Penegak Hukum
-
Demi Tingkatkan Harga, ESDM Buka Peluang Turunkan Produksi Batubara pada 2026
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi