Suara.com - Siapa sangka, gerai kelontong kecil di Stasiun Kereta Api Binjai, Sumatera Utara, kini sukses menjadi pemasok kebutuhan BUMN se-Indonesia berkat Pasar Digital (PaDi) UMKM. Gerai Rowtea, yang dikelola oleh Dewi Suraya, berhasil mencatat kenaikan omset hingga 4.000 persen sejak bergabung dengan platform ini pada 2022.
Dewi memulai usahanya dengan menjual makanan ringan dan minuman untuk pengunjung stasiun serta pekerja di lingkungan stasiun. Peluang besar mulai terbuka ketika ia mendengar bahwa PT Kereta Api Indonesia (KAI) Binjai membutuhkan logistik kantor.
Atas saran seorang teman, Dewi mencoba bergabung dengan PaDi UMKM, sebuah platform digital yang menghubungkan pelaku usaha kecil dengan perusahaan BUMN.
"Awalnya saya hanya jualan makanan ringan di stasiun. Setelah mencoba PaDi, saya memperbanyak jenis produk yang dijual, seperti gula, kopi, pembersih lantai, hingga sabun cuci tangan," beber Dewi seperti dikutip, Sabtu (7/12/2024).
Usaha Dewi berkembang pesat. Tidak hanya PT KAI yang menjadi pelanggan setianya, namun juga BUMN besar seperti Bank Mandiri dan Telkom. Permintaan tidak hanya datang dari Binjai, tetapi juga dari kota-kota lain seperti Padang, Rantauprapat, hingga Jakarta.
Keberhasilan ini tidak hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga membantu menciptakan hubungan yang lebih transparan antara UMKM dan BUMN. “Di PaDi, persaingan harga sehat karena pembeli bisa membandingkan harga antar penjual. Selain itu, semua transaksi tercatat dengan baik sehingga memudahkan audit,” jelas Dewi.
Dewi mengakui bahwa perjalanan ini tidak selalu mulus. Ia pernah menghadapi tantangan besar ketika harus menutup salah satu tokonya akibat masalah internal. Namun, pengalaman tersebut menjadi pelajaran penting tentang pentingnya keterbukaan dan kejujuran dalam bisnis.
Selain itu, Dewi selalu menekankan pentingnya menjaga kualitas produk.
"Kami memilih barang dengan hati-hati agar pembeli puas. Kenyamanan di tempat kerja, seperti kualitas kopi atau pembersih yang baik, mendukung produktivitas," kata dia.
Baca Juga: UMKM Naik Kelas, Bisnis Lancar Omzet Meroket Berkat Pinjaman Daring Legal
Kini, penjualan melalui PaDi UMKM menjadi tulang punggung bisnis Rowtea. Dalam satu tahun, omsetnya melonjak hingga 4.000 persen, sebuah pencapaian luar biasa. Dewi optimis terhadap masa depan usaha digitalnya.
"PaDi UMKM sangat membantu memasarkan produk kami. Kemudahan transaksi digital telah meningkatkan perekonomian keluarga kami. Saya yakin potensi ini masih bisa terus digali," pungkas Dewi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
Terkini
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026