Suara.com - The Reform Initiatives (TRI) Indonesia melaporkan bahwa proyek hilirisasi yang dijalankan pemerintah telah berhasil menciptakan banyak lapangan kerja sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi. Ketua Tim Peneliti TRI Indonesia, Unggul Heriqbaldi, menyoroti bahwa temuan utama riset ini adalah pentingnya hilirisasi dalam menyediakan peluang kerja.
"Semua pihak bersepakat bahwa isu utama dari kegiatan industri hilirisasi harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan," ujar Eriq, panggilan akrabnya, merujuk hasil penelitian yang menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Kamis, 12 Desember 2024.
Ia menjelaskan, hilirisasi telah memacu investasi di sektor-sektor strategis seperti nikel dan pasir silika. Berdasarkan data, sektor manufaktur yang didukung hilirisasi berhasil menyerap 19,29 juta tenaga kerja pada Agustus 2023, meningkat signifikan dibandingkan 15,62 juta pada 2014. Sebagai contoh, proyek hilirisasi di Konawe, Sulawesi Tenggara, telah menciptakan lebih dari 26.000 pekerjaan sekaligus mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah.
"Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 22,52 persen. Selain itu, penambahan smelter dan sentra pengolahan di berbagai kota tidak hanya meningkatkan lapangan kerja tetapi juga mendorong kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) di beberapa daerah. Maluku Utara, misalnya, mencatat kenaikan UMP sebesar 7,5% pada tahun 2024," tambahnya.
Eriq juga menekankan pentingnya kerja sama perusahaan hilirisasi dengan universitas lokal untuk melatih tenaga kerja melalui pendidikan vokasi. Ia menggarisbawahi bahwa kebutuhan akan tenaga kerja bersertifikasi terus meningkat seiring perkembangan industri.
Penelitian ini merupakan bagian dari konsorsium yang melibatkan TRI Indonesia, Binus University, INDEF, Universitas Brawijaya, dan Universitas Indonesia. Riset berfokus pada tema hubungan produktif antara pekerja asing, domestik, dan masyarakat lokal, yang dilakukan di Konawe, Sulawesi Tenggara, serta Batam, Kepulauan Riau. Hasil riset tersebut kemudian didesiminasikan oleh TRI Indonesia bekerjasama dengan FEB Universitas Nasional Jakarta pada Rabu (12/12/2024).
Berita Terkait
-
2 Pemain Muda 'Korban' Eksperimen Shin Tae-yong, Makin Bagus atau Sebaliknya?
-
Imbang Lawan Laos, Bek Timnas Dony Tri Pamungkas: Saya...
-
1 Ton Konsentrat Olahan Freeport Hasilkan 20 Gram Emas
-
Di HUT DWP, Tri Tito Karnavian Tekankan Peran Anggota untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045
-
Risma-Gus Hans Resmi Ajukan Gugatan Sengketa Pilkada Jatim ke MK
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR Senilai Rp147,2 Triliun
-
Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
-
Apindo Nilai Janji 19 Juta Lapangan Kerja dari Prabowo Tidak Realistis
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina