Suara.com - Tarif listrik untuk konsumsi rumah tangga di Indonesia tetap terbilang mahal di tengah gaung diskon 50 persen yang bakal ditetapkan oleh pemerintah selama Januari – Februari 2025 mendatang.
Jika dibandingkan antara harga listrik Indonesia vs Malaysia maka di Negeri Jiran tarifnya jauh lebih murah. Namun, dengan catatan mematuhi ketentuan penggunaan daya tertentu.
Sebagai informasi, berikut rincian tarif listrik di Indonesia untuk golongan rumah tangga.
- R-1/TR (900 VA-RTM): Rp 1.352/kWh
- R-1/TR (1.300 VA): Rp 1.444/kWh
- R-1/TR (2.200 VA): Rp 1.444/kWh
- R-2/TR (3.500 VA - 5500 VA): Rp 1.699/kWh
- R-3/TR (6.600 VA ke atas): Rp 1.699/kWh
Sementara itu, pemerintah Malaysia memberlakukan tarif progresif untuk konsumsi listrik rumah tangga. Dengan demikian, semakin tinggi rentang pemakaian, maka semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan.
Baca Juga: PLN Sebut Bisa Kehilangan Pendapatan Rp10 Triliun dari Kebijakan Diskon Tarif Listrik 50 Persen
- Pemakaian listrik pertama 200 kWh (1-200 kWh) per bulan: 21,80 sen/kWh atau Rp721/kWh
- Pemakaian listrik 100 kWh selanjutnya (201-300 kWh) per bulan: 33,40 sen/kWh atau Rp1.104/kWh
- Pemakaian listrik 300 kWh selanjutnya (301-600 kWh) per bulan: 51,60 sen/kWh atau Rp1.708/kWh
- Pemakaian listrik 300 kWh selanjutnya (601-900 kWh) per bulan: 54,60 sen/kWh Rp1.807/kWh
- Pemakaian listrik selanjutnya (901 kWh ke atas) per bulan: 57,10 sen/kWh atau Rp1.890/kWh
Dari sistem perhitungan ini, tampak biaya listrik rumah tangga di Malaysia lebih murah dibandingkan Indonesia. Dengan catatan pemakaian maksimal hanya 300KWh per bulan.
Sementara, jika dibandingkan dengan pendapatan per kapita kedua negara, Malaysia tentu jauh lebih unggul. Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai USD5.271–5.509, atau setara dengan Rp85,6–87,12 juta per tahun. Sementara itu, Malaysia menempati peringkat di atas Indonesia dalam hal pendapatan per kapita. Rata – rata pendapatan per kapita di Negeri Jiran adalah USD 13.315 atau sekitar Rp180 juta.
Bukan cuma dari segi konsumsi listrik, PPN di Malaysia pun hanya sekitar 6 persen. PPN ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara tetangganya. Di Indonesia, per 1 Januari 2025 nanti PPN akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
BYD M6, Mobil Listrik Paling Menggebrak di 2024
-
Penjualan Kendaraan Listrik Global Meningkat? Begini Kata Pakar
-
Mobil Konvensional Mulai Kalah Laku dibanding Mobil Listrik?
-
Buat Bendungan Pembangkit Listrik Terbesar, Hubungan China dan India Makin Panas
-
Duel Motor Listrik Polytron: FOX R vs FOX S, Pilih yang Mana?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan
-
Emiten Farmasi RI Bangun Pabrik Besar di Australia, Targetkan Jadi Raja Co-Packaging