Suara.com - Harga gabah di Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami penurunan drastis hingga mencapai Rp5.300 per kilogram. Angka ini jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan keberhasilan program swasembada pangan yang tengah digalakkan.
Kepala Pusat BSIP Perkebunan Kuntoro Boga Andri, mengungkapkan bahwa harga gabah yang anjlok memberikan tekanan berat bagi petani, terutama di wilayah Banyuasin yang sedang memasuki musim panen utama.
Di kecamatan seperti Muara Padang, Muara Sugihan, dan Air Saleh, harga gabah tercatat hanya Rp5.300 per kilogram, sementara di Tanjung Lago sedikit lebih tinggi pada kisaran Rp5.800 per kilogram.
“Kami sangat konsern degan harga yang diterima petani pada panen raya tahun ini. Jika harga gabah terus merosot, program peningkatan produksi pangan khususnya beras akan sulit terealisasi, karena petani akan kapok menanam padi,” ujar Kuntoro, ditulis Senin (20/1/2025).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), potensi panen padi di Kabupaten Banyuasin pada Januari 2025 mencapai 25.542 hektare dan akan meningkat menjadi 46.536 hektare pada Februari. Namun, beberapa petani di Kecamatan Muara Telang dan Air Saleh terpaksa memanen lebih awal karena curah hujan tinggi yang berisiko merendam padi.
Sementara, Perum BULOG melalui Kantor Wilayah Sumsel dan Babel bersama Dinas Pertanian telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi panen untuk memastikan harga gabah di tingkat petani tidak anjlok di bawah HPP.
Direktur Utama BULOG, Wahyu Suparyono, menegaskan bahwa sejak 15 Januari 2025, pihaknya akan menyerap gabah petani sesuai HPP sebesar Rp6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) dengan kualitas tertentu.
“Gabah dengan kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10% akan dibeli sesuai HPP. Jika kualitasnya di luar standar tersebut, harga penyesuaian akan diberlakukan. BULOG juga menyediakan layanan one day service untuk mempercepat proses pembayaran,” ujar Wahyu.
Petani di Banyuasin menyambut baik kebijakan pemerintah terkait penyerapan gabah dengan harga yang lebih menguntungkan. Yunanto, seorang petani dari Desa Sebalik, Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, berharap pemerintah benar-benar merealisasikan komitmen ini agar petani dapat menikmati hasil panen yang layak.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Kenaikan HPP Gabah Mulai 15 Januari, Jagung 1 Februari
“Kami berharap kebijakan ini bisa benar-benar dirasakan oleh petani. Dengan harga Rp6.500 per kilogram, tentu akan sangat membantu kami,” kata Yunanto.
Kutoro Boga menegaskan, Pemerintah akan terus mengawal program swasembada pangan agar berjalan lancar. Upaya ini mencakup pengawasan harga, membatu penyerapan hasil panen, hingga fasilitasi infrastruktur pengeringan dan penyimpanan.
Dengan pengawasan yang ketat, komitmen pemerintah, dan sinergi semua pihak, Sumsel optimistis mempertahankan posisinya sebagai salah satu daerah penghasil padi terbesar di Indonesia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember