Suara.com - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) masuk ke dalam jajaran 500 perusahaan terbaik di Asia Pasifik Tahun 2025 versi Majalah TIME dan Statista. Tak hanya itu, ADRO juga menjadi satu-satunya perusahaan swasta nasional yang masuk posisi lima besar perusahaan asal Indonesia dalam jajaran tersebut.
Dikutip dari TIME, terdapat tiga dasar utama dalam penilaian perusahaan, yakni kinerja keuangan, transparansi keberlanjutan atau Environmental, Social, and Governance (ESG), serta kepuasan karyawan.
Perusahaan yang dulunya bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk. itu menempati posisi ke-158 dengan skor sebanyak 86,86.
Perusahaan yang baru saja melakukan transformasi bisnis dengan fokus di sektor pengolahan mineral dan energi baru terbarukan itu mendapatkan poin transparansi berkelanjutan sebesar 371. Sementara itu, tingkat kepuasan karyawan tercatat mendapatkan skor 268.
Perusahaan asal Indonesia lain yang masuk ke jajaran atas dalam 500 korporasi terbaik di Asia Pasifik itu di antaranya PT Pertamina (Persero) pada posisi ke-32, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. peringkat 105, PT Astra International Tbk. peringkat 118, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. peringkat 126.
Seperti diketahui, baik Pertamina, Bank Mandiri, maupun Bank BRI adalah badan usaha milik negara (BUMN). Sementara itu, Astra adalah perusahaan multinasional. Dengan demikian, ADRO menjadi satu-satunya korporasi swasta nasional yang masuk jajaran lima besar.
Laporan ini disusun dengan menggunakan analisis komprehensif yang dilakukan untuk mengidentifikasi perusahaan dengan kinerja terbaik di kawasan Asia Pasifik.
"Setelah data dikumpulkan dan dievaluasi, data tersebut dikonsolidasikan dan diberi bobot dalam model penilaian," tulis laporan tersebut, Sabtu (15/2/2025).
Menurut publikasi tersebut, perusahaan di kawasan Asia Pasifik mampu bertahan dan menapaki tahun penuh optimistis di tengah ketidakpastian geopolitik selama tahun lalu.
Baca Juga: Boy Thohir Makin Kaya Usai Saham AADI Meroket Pasca IPO, ARA 2 Hari Berturut-turut
Di sisi lain, tantangan geopolitik yang sedang berlangsung, seperti ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, mendorong perusahaan untuk mendiversifikasi rantai pasok.
Banyak korporasi yang mengalihkan manufaktur atau sumber ke negara-negara di egional Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, dan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tunggal.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Dari Perut Bumi, untuk Masa Depan Negeri
-
PNM Ajak Dua Nasabah Unggulan Mekaar Ikut Serta dalam Tokyo Handmade Marche 2025
-
Gurita Bisnis Bambang Rudijanto, Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Korupsi Bansos
-
Berdayakan Petani Lokal, Harita Nickel Upayakan Ekonomi Berkelanjutan di Pulau Obi
-
Jenis-jenis Kredit Rumah Bank BTN: Syarat, Subsidi dan Simulasi Pembayaran
-
Lembaga Pemeriksa Halal LPPOM Raih Penghargaan Bergengsi GIFA Championship 2025
-
Mengapa Milenial Lebih Suka Rumah Industrial Minimalis daripada Rumah Mewah?
-
Terpopuler Bisnis: Gebrakan Menkeu Bikin Bank Himbara Jadi Idola, Harga Saham Meroket!
-
Olah Limbah Cangkang Telur Jadi Sumber Ekonomi Baru, PPN JBB Komitmen Zero Waste
-
Harga Emas Antam dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini Naik!