Suara.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berencana membeli kembali atau Buyback saham. BNI telah menyiapkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk aksi korporsi ini.
Seperti disitir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/2/2025), emiten berkode saham BBNI ini akan buyback setidaknya 10 persen saham dari total modal ditempatkan dalam perseroan.
"Buyback akan dilakukan dalam waktu paling lama bulan setelah tanggal RUPST," ujar Corporate Secretary BNI seperti dikutip, Selasa (18/2/2025).
Perseroan menuturkan, aksi Buyback ini setelah sepanjang 10 bulan pertama tahun 2024 kinerja saham Perseroan menunjukkan pertumbuhan positif secara year-on-year (YoY) seiring kinerja fundamental Perseroan yang terus meningkat.
Namun, memasuki akhir tahun 2024, terutama adanya sentimen negatif pasca hasil pemilu di Amerika pada bulan November 2024, memberikan tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Tekanan pada saham Perseroan juga mulai terasa sebagai dampak concern investor atas kondisi ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makro ekonomi Indonesia seputar kondisi likuiditas dan pelemahan kurs sehingga saham Perseroan ditutup pada harga 4,270 per tanggal 7 Februari 2025 atau melemah - 25,7 persen secara tahunan.
Hal ini kontras jika kinerja saham Perseroan dihitung secara rerata saham Perseroan tahun 2024, di mana tumbuh +11,1 persen.
Kemudian, beberapa sentimen yang mempengaruhi bursa di antaranya adalah The Fed yang memberikan sinyal pemangkasan suku bunga menjadi hanya 25-50 bps di 2025, sehingga potensi higher for longer kembali muncul, depresiasi rupiah terhadap USD, likuiditas yang berfluktuasi, dan dinamika geopolitik yang masih tinggi.
"Buyback dimaksudkan untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi, sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa Perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental Perseroan," kata manajemen.
Baca Juga: Jadwal Baru RUPS BNI Mundur, Pemegang Saham Wajib Catat Poin-poin Penting Ini
Dengan asumsi Perseroan menggunakan arus kas bebas untuk melakukan transaksi Buyback sebesar Rp1,5 triliun, maka aset dan ekuitas akan menurun sebesar Rp1,5 triliun.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka dampak terhadap biaya operasional Perseroan tidak material, sehingga laba-rugi diperkirakan masih sejalan dengan target Perseroan.
"Atas hal-hal tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan Buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan, mengingat Perseroan memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha Perseroan," kata Manajemen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM