Suara.com - PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), perusahaan smelter nikel yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah, dilaporkan mengalami penurunan produksi yang signifikan dan berpotensi mengalami kebangkrutan.
Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip Senin (24/2/2025) sejumlah bank Indonesia disebutkan telah menyalurkan kredit dalam jumlah besar kepada PT GNI pada Mei 2023.
Pada saat itu, terjadi dua kesepakatan kredit liga (deal league credit) dengan nilai yang hampir identik. Kesepakatan pertama bernilai US$432,33 juta, sedangkan kesepakatan kedua bernilai US$429,99 juta.
Hingga saat ini, belum ada informasi yang jelas mengenai status pembayaran utang tersebut, apakah sudah lunas atau masih terdapat sisa kredit macet.
Bank-bank besar di Indonesia, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), turut berpartisipasi dalam penyaluran kredit sindikasi ini. Masing-masing bank menyalurkan dana sebesar US$1,30 juta dan US$1,29 juta.
Sebelumnya, PT GNI perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, menghadapi ancaman penutupan.
Ancaman ini muncul akibat keputusan perusahaan untuk memangkas produksi nikel secara signifikan. Kondisi ini membuat sejumlah alat berat perusahaan terpakir secara rapi.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa, PT GNI telah menunda pembayaran kepada pemasok nikel lokal, sehingga kesulitan memperoleh bijih nikel.
Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, setelah perusahaan induknya Jiangsu Delong Nickel Industry Co mengalami masalah.
"Pabrik pemurnian tersebut kemungkinan akan segera menghentikan produksi jika situasi ini terus berlanjut," tulis laporan Bloomberg.
Selain masalah keuangan perusahaan induk, penurunan harga nikel global sejak akhir tahun 2022 juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi PT GNI. Penurunan harga ini menyebabkan produksi bijih nikel di Indonesia diperketat selama hampir setahun terakhir.
Asal tahu saja, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pernah meresmikan PT GNI pada 27 Desember 2021. PT GNI termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dari tiga smelter, PT GNI menghasilkan 13.650 ton feronikel dengan nominal ekspor mencapai US$ 23 juta atau setara dengan Rp 347 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
Terkini
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Rahasia Berburu DANA Kaget: Tips Ampuh serta Link Aktifnya Klaim di Sini
-
Wujud Nyata Implementasi Tata Kelola Baik, Waskita Karya Raih Top GRC Awards 2025 Stars 5
-
Survei Bank Indonesia: Indeks Keyakinan Konsumen Alami Penurunan, Ini Faktornya
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
Wamen BUMN Ungkap Bahayanya ChatGPT, Bisa Susun Kebijakan Pemerintah
-
24 BPR Bangkrut di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya
-
Menkeu Baru Diminta Stop Naikkan Cukai, Fokus Berantas Rokok Ilegal
-
OJK Minta Menkeu Baru Perkuat Koordinasi untuk Dorong Ekonomi Indonesia
-
Lagi, OJK Cabut Izin BPR Syariah Gayo Perseroda yang Bangkrut