Suara.com - Perusahaan akuakultur eFishery masih menjadi perbincangan setelah dugaan penggelembungan laporan keuangan yang dilakukan founder dan mantan CEO Gibran Huzaifah terkuak ke publik.
Kini, hasil investigasi terbaru FTI Consulting, investigator independen, terkuak. Dilansir dari Bloomberg, kondisi asli perusahaan ternyata jauh lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya.
Yang cukup mengagetkan, eFishery sempat mengklaim telah memasang lebih dari 400.000 alat pemberi pakan ikan, tetapi menurut laporan tersebut, penyelidikan awal memperkirakan jumlah sebenarnya lebih dekat ke 24.000. Saat ini, estimasi terbaru hanya menunjukkan 6.300 unit, dan hanya 600 unit yang aktif mengirimkan data.
Sebelumnya pada Maret 2023, Gibran sempat menyebutkan bahwa mereka telah menargetkan 250.000 untuk bergabung dengan eFishery. "Kita pengen ngejar sampai tahun 2025 sampai 1 juta pembudidaya," ujar Gibran kepada wartawan.
Tidak hanya fakta tentang pembudidaya, hasil penyelidikan FTI Consulting juga menemukan sederet fakta mengejutkan, sebagai berikut:
Kecanggihan teknologi dipertanyakan, operasional masih seperti bisnis tradisional
Dalam berbagai kesempatan Gibran pun menyampaikan ceritanya mengenai eFishery sebagai perusahaan yang berhasil merevolusi industri akuakultur Indonesia melalui teknologi. Tapi kenyataannya, proses kerja eFishery masih banyak dilakukan secara manual. eFishery sendiri sebelumnya digadang-gadang telah membentuk ekosistem yang membantu penambak menjual hasil panen dengan lebih baik melalui aplikasi.
Menurut laporan tersebut, eFishery akan menanggung semua kerugian ketika pembudidaya mengalami gagal bayar karena aplikasi utama tidak pernah terhubung ke sistem akuntansi, pertumbuhan pendapatan online terbatas dan pembudidaya secara manual ‘dijodohkan’ dengan pembeli – sebuah proses yang membutuhkan banyak tenaga kerja.
Mengaku alat eFeeder dapat membantu pembudidaya, ternyata kenyataannya berbanding terbalik. Berdasarkan laporan, sebagian besar teknologi canggih yang dipromosikan oleh perusahaan ternyata tidak berfungsi sesuai klaim. Tidak satu pun sensor PondTag, yang seharusnya membantu memantau kualitas air dan mengotomatisasi pemberian pakan, berhasil dipasang
Baca Juga: Tak Hanya Fokus Ekonomi, MDI Ventures Danai Startup yang Miliki Dampak Sosial
Dipuji karena berhasil untung, ternyata bukukan kerugian hingga ratusan juta dolar
Berdasarkan hasil investigasi, FTI Consulting menyebutkan bahwa kerugian perusahaan diperkirakan mencapai ratusan juta dollar selama 2018 hingga 2024. Selain itu, laporan tersebut juga mengatakan bahwa berdasarkan penyelidikan eFishery ‘tidak layak secara komersial dalam kondisinya saat ini’.
Bisnis ikan dan udang eFishery dioperasikan dengan margin keuntungan yang tipis dan “mengalami kerugian besar, menurut presentasi yang terkuak tersebut. Kas perusahaan pun disebut terus menipis, dan hanya memiliki USD50 juta uang tunai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Ekonom Sebut Moratorium Cukai Rokok Lebih Untung Bagi Negara Dibanding Kenaikan
-
Waduh, Kesadaran Masyarakat Indonesia Melek Keuangan Syariah, Masih Kecil!
-
Bursa Kripto Domestik Siapkan Solusi untuk Transaksi Jumbo
-
Emas Antam Lompat Tinggi Lagi, Harganya Tembus Rp 2.296.000 per Gram.
-
BI Jakarta: Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis
-
Harga Emas Galeri24 dan UBS Hari Ini Naik Setelah Anjlok Berturut-turut
-
Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat Tipis di Kuartal III 2025
-
Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
-
USS Jakarta 2025 x BRI: Nikmati Belanja Fashion, Sneakers dan Gaya Hidup Urban dengan Promo BRI
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!