Suara.com - Djoko Siswanto (DS) jadi salah satu orang yang diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung) RI sebagai saksi dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018-2023.
Djoko Siswanto bisa menjadi tokoh kunci yang mengungkapkan dugaan korupsi di Pertamina.
Menarik disimak, siapa Djoko Siswanto?
Profil Djoko Siswanto
Sebelumnya, ia dilantik sebagai Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 2024 lalu.
Kala itu, ia menggantikan Dwi Soetjipto, yang telah memimpin SKK Migas selama dua periode, yakni 2018-2022 dan 2022-2026. Pelantikan ini menandai babak baru dalam kepemimpinan sektor hulu migas Indonesia, yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Djoko Siswanto lahir di Jakarta pada 23 Mei 1965. Ia menempuh pendidikan tinggi di bidang teknik perminyakan dan meraih gelar Doktor Teknik Perminyakan dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, Djoko juga menyelesaikan program Master of Business Administration (MBA) dari Dundee University, Inggris. Kombinasi keahlian teknis dan manajerial ini menjadi fondasi kuat bagi kariernya di industri migas.
Djoko memulai karier profesionalnya sebagai Petroleum Engineer di PT Sarana Putra Makmur pada tahun 1990. Pengalaman teknis di lapangan memberinya pemahaman mendalam tentang operasional industri migas, mulai dari eksplorasi hingga produksi. Selama lebih dari satu dekade, Djoko mengasah keahliannya dalam mengelola proyek-proyek migas skala besar.
Karier di BPH Migas dan Kementerian ESDM
Baca Juga: PHE Produksi Minyak 553,67 Ribu Barel Per Hari Pada Januari 2025
Pada tahun 2004, Djoko bergabung dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), di mana ia menjabat sebagai Direktur BBM dan Direktur Gas Bumi hingga 2015. Dalam peran ini, ia terlibat langsung dalam pengawasan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan pengembangan infrastruktur gas bumi di Indonesia.
Pada 2015, Djoko dipercaya menjadi Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Jabatan ini memberinya tanggung jawab untuk mengawasi pengembangan dan pengelolaan sektor hulu migas, termasuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas.
Djoko kemudian menjabat sebagai Deputi Pengendalian Pengadaan di SKK Migas pada periode 2016-2018. Dalam posisi ini, ia mengawasi proses pengadaan barang dan jasa untuk proyek hulu migas, memastikan efisiensi dan transparansi dalam setiap pengadaan.
Pada 2017, Djoko diangkat sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi di Kementerian ESDM. Sebagai Dirjen Migas, ia bertanggung jawab atas regulasi dan pengawasan seluruh sektor migas di Indonesia. Posisi ini memberinya peran kunci dalam merumuskan kebijakan energi nasional.
Setelah menjabat sebagai Dirjen Migas, Djoko dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) pada tahun 2019. Ia memegang jabatan ini hingga 2024, di mana ia berperan penting dalam merancang strategi energi nasional yang berkelanjutan.
Berita Terkait
-
Ternyata Guru Besar ITB, Sosok Tutuku Ariadji Eks Dirjen Migas Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Pertamina
-
Viral Honda HR-V Mogok Gegara Isi Pertamax, Dugaan Dioplos dengan Air
-
Menguak Misteri Sekjen DPR RI Indra Iskandar Terduga Korupsi Rumah Dinas, Isi Garasi Kosong Melompong?
-
Kronologi Dugaan Korupsi Sekjen DPR Indra Iskandar, Sudah Ada Bukti Kok Tidak Ditahan?
-
PHE Produksi Minyak 553,67 Ribu Barel Per Hari Pada Januari 2025
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani