Suara.com - Presiden Donald Trump untuk kedua kalinya memperpanjang batas waktu yang mengharuskan TikTok dijual atau menghadapi larangan di AS.
Undang-undang bipartisan yang disahkan oleh Kongres tahun lalu mengamanatkan perusahaan induk TikTok di Tiongkok, ByteDance, untuk menjual aplikasi tersebut.
Platform tersebut 'tidak aktif' selama satu hari pada bulan Januari di AS setelah undang-undang tersebut berlaku. Hungga Trump campur tangan dan menunda larangan tersebut hingga 5 April. Ia kini telah memberikan perpanjangan 75 hari lagi hingga Juni untuk menengahi kesepakatan.
Pemerintah AS mengatakan TikTok menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional karena otoritas Tiongkok mungkin mengakses data penggunanya yang sangat banyak, yang dibantah Beijing.
Berbicara di Air Force One pada hari Kamis, Trump mengatakan "banyak investor" hampir mencapai kesepakatan. Ia juga menyarankan AS dapat menawarkan kesepakatan di mana Tiongkok setuju untuk menyetujui penjualan TikTok dengan imbalan keringanan tarif AS atas impor Tiongkok.
Beberapa pembeli potensial telah muncul dalam laporan. Amazon telah mengajukan penawaran menit terakhir ke Gedung Putih untuk mengakuisisi TikTok, menurut mitra BBC di AS, CBS. Amazon menolak berkomentar. Trump mengatakan ia akan terbuka untuk menjual TikTok kepada salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison, serta Elon Musk, meskipun yang terakhir mengatakan ia tidak berniat membeli.
Pembeli potensial lainnya termasuk miliarder Frank McCourt, bersama dengan pengusaha Kanada Kevin O'Leary - seorang investor selebriti di Shark Tank, Dragons' Den versi AS. Alexis Ohanian, yang merupakan salah satu pendiri Reddit, mengatakan dalam sebuah posting di X bulan lalu bahwa ia telah bergabung dengan tawaran McCourt. YouTuber terbesar di dunia Jimmy Donaldson - alias MrBeast - juga mengatakan bahwa dia ingin membeli TikTok sebagai bagian dari sekelompok investor.
Tim Stokely, pendiri OnlyFans asal Inggris, juga telah menawarkan untuk membeli TikTok di bawah perusahaannya yang baru saja diluncurkan kembali, Zoop. Raksasa komputasi Microsoft, raksasa ekuitas swasta Blackstone, perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz, dan mesin pencari Perplexity AI juga dilaporkan tengah bersaing untuk mendapatkan saham.
Gedung Putih dilaporkan telah mempertimbangkan opsi di mana ByteDance akan tetap memiliki algoritma TikTok, tetapi menyewakannya kepada entitas baru yang mengoperasikan aplikasi berbagi video tersebut di AS.
Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai hingga 5 April, aplikasi tersebut dapat kembali menghadapi larangan AS dan ditarik dari toko aplikasi.
Trump menandatangani perintah eksekutif pada bulan Januari, yang hanya menunda larangan TikTok selama 75 hari.
Baca Juga: Usai Kebijakan Trump, Elon Musk Berharap Eropa Segera Atur Regulasi Bebas Tarif
Perintahnya tidak membatalkan larangan aplikasi yang disahkan menjadi undang-undang oleh Kongres dan ditegakkan oleh Mahkamah Agung AS.
Trump dapat membiarkan undang-undang tersebut tetap berlaku, tetapi meminta Departemen Kehakiman untuk terus mengabaikannya.
Pemerintah secara efektif akan memberi tahu Apple dan Google bahwa mereka tidak akan dihukum karena mengizinkan orang mengunduh TikTok ke perangkat mereka.
Sebelumnya, ByteDance dipaksa untuk menjual TikTok ke perusahaan Amerika Serikat dalam jangka waktu 180 hari, sebagaimana disyaratkan oleh Rancangan Undang-Undang yang disahkan DPR AS baru-baru ini. Jika tidak, TikTok terancam akan diblokir dari 170 juta penggunanya di AS.
Menurut para ahli, ini akan menjadi salah satu transaksi paling sulit dan paling rumit dalam sejarah. Hal ini karena transaksi akan menimbulkan tantangan finansial, teknis, dan geopolitik yang menurut para ahli dapat membuat penjualan menjadi tidak praktis dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kerugian. Tentunya dengam adanya calon investor bisa membuat Tiktok bisa digunakan
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini 30 September 2025: Stagnan di Level Rekor Tertinggi
-
Pegadaian dan Masjid Salman ITB Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu untuk Keberlanjutan Lingkungan
-
IHSG Finis di Zona Hijau, Asing Borong Saham dan Sektor Komoditas Pesta
-
Yuk Ikutan GenKBiz dan Star Festival dari KB Bank, Catat Tanggalnya di 5 Kota Besar Indonesia!
-
PLN Group Buka Rekrutmen 2025: Tersedia untuk D3, S1 dan S2 dengan Gaji Menarik
-
KVB Resmi Hadir di Indonesia sebagai Broker Aman dan Teregulasi
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini Imbas Shutdown Pemerintah AS
-
Semangat Generasi Muda untuk Keuangan Syariah yang Lebih Cerdas dan Halal dalam Nushafest 2025
-
NIP PPPK Paruh Waktu 2025 Sudah Keluar? Cek Status Sekarang di Mola BKN