Suara.com - Alarm darurat berbunyi nyaring di jantung logistik Republik Indonesia! Pelabuhan Tanjung Priok, urat nadi perdagangan dan distribusi nasional pada pekan ini tengah dilanda kemacetan horor yang tak tertahankan.
Antrean truk mengular puluhan jam, jalanan bak labirin tak berujung, dan aktivitas bongkar muat tersendat-sendat bagai keong. Kondisi ini terjadi akibat aktivitas bongkar muat yang "overdosis" di New Priok Container Terminal One (NPCT 1).
Berdasarkan informasi, aktivitas bongkar muat di NPCT 1 mencapai sekitar 7.000 truk kontainer per hari, jauh melampaui kapasitas normal yang hanya 2.500 truk kontainer per hari.
Kondisi kacau balau ini tak hanya merugikan para pengusaha dan sopir truk, tetapi juga mengancam stabilitas rantai pasok nasional, dan sorotan tajam kini tertuju pada PT Pelindo (Persero) sebagai pengelola utama pelabuhan.
Para sopir truk terjebak dalam antrean yang mengular hingga berkilo-kilometer, menghabiskan waktu berhari-hari hanya untuk keluar atau masuk area pelabuhan. Keluhan demi keluhan membanjiri media sosial dan forum-forum logistik, menggambarkan kondisi yang tidak manusiawi dan merugikan secara ekonomi.
"Buat makan saja susah, apalagi mau narik muatan lagi. Ini bukan macet biasa, ini sudah neraka namanya!" keluh salah seorang sopir truk yang enggan disebutkan namanya, dengan nada frustrasi yang kentara pada Minggu (20/4/2025).
Kondisi ini bukan hanya sekadar mengganggu jadwal pengiriman, tetapi juga berpotensi memicu kenaikan harga barang akibat biaya logistik yang membengkak. Keterlambatan pengiriman bahan baku juga dapat mengancam kelangsungan produksi berbagai industri di Tanah Air. Jantung logistik yang "sakit parah" ini jelas memberikan dampak domino yang mengerikan bagi perekonomian nasional.
Pengamat maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Centre (IKAL SC) Dr. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan biang kerok atas kemacetan panjang ribuan truk ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sejak Rabu (16/4) malam hingga Jumat (18/4) merupakan sinyal atas sistem logistik RI yang bermasalah.
"Persoalan ini lebih dari sekadar kemacetan musiman dan ini merupakan sinyal kegentingan sistem logistik nasional yang memerlukan perhatian serius," kata Hakeng menukil Antara.
Baca Juga: Bongkar Muat 'Overdosis' Bikin Macet Horor, Pramono Geram: Pelindo Tidak Profesional!
Ia mengatakan tantangan utama bukan hanya masalah infrastruktur fisik pelabuhan, tetapi juga terletak pada lemahnya regulasi mikro serta kurangnya koordinasi lintas sektor yang terlibat dalam pengelolaan sistem logistik nasional.
Peningkatan volume kendaraan ini tidak diimbangi dengan manajemen arus masuk yang adaptif dan efisien.
Hakeng mengatakan meski sistem digitalisasi yang diterapkan oleh PT Pelindo tetap beroperasi dengan baik tapi sistem pembatasan dan pengaturan gate pass yang berbasis waktu secara real-time dinilai belum optimal dalam menangani lonjakan volume kendaraan yang terjadi.
Menurut dia tata kelola pelabuhan harus bertransformasi menjadi sistem yang prediktif dan berbasis data agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul.
Masalah ini juga sempat dikeluhkan para supir truk yang tergabung dalam Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI) sebelum peristiwa ini terjadi.
Juru bicara KBSI, Ilhamsyah pada medio Februari lalu mengatakan kebijakan yang dibuat Pelindo justru membuat situasi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok semakin parah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Setelah 5 Kereta Sempat Berhenti Mendadak, Operasional LRT Jabodebek Kembali Normal
-
Selama Sepekan Harga Emas Antam Anjlok Rp 78.000 per Gram
-
IFG Life Pastikan Klaim Polis Nasabah Tak Dipungut Biaya
-
IHSG Ngebut di Pekan Ini Naik 4,50 Persen, Kapitalisasi pasar Tembus Rp 15.234 Triliun
-
LRT Jabodebek Gangguan Hingga Pengguna Jalan di Pinggir Rel, Apa Penyebabnya?
-
Harga Emas Antam Hari Turun! Saatnya Borong Lagi?
-
Tukin PNS ESDM Naik 100 Persen, Bahlil: Saya Tidak Segan Merumahkan Kalian
-
GMFI Cetak Laporan Mentereng, Rights Issue Jadi Momentum Bangkit?
-
4 Fakta Dim Sum Bonds (SUN Yuan) Indonesia Senilai Rp13,2 Triliun
-
2 Cara Cek dan Daftar DTKS Online untuk Mendapatkan Bansos Pemerintah