Suara.com - Di tengah anjloknya harga Pi Network hingga hampir 80 persen dari puncaknya pada Februari lalu, pendiri proyek ini, Nicolas Kokkalis dan Chengdiao Fan, justru berhasil mencatatkan diri sebagai miliarder kripto. Meskipun kapitalisasi pasar Pi Network terus menurun, valuasi kekayaan mereka tetap bertahan di angka fantastis.
Seperti dilansir dari Cryptonews, Minggu (27/4/2025), kekinian kapitalisasi pasar Pi Network tercatat sekitar USD4,62 miliar, jauh turun dari puncak USD19 miliar beberapa bulan lalu. Sementara itu, valuasi sepenuhnya terdilusi (fully diluted valuation/FDV) jaringan ini juga ambruk dari lebih dari USD300 miliar menjadi hanya USD66 miliar. Penurunan ini terjadi seiring dengan memburuknya sentimen pasar terhadap aset-aset kripto yang belum meluncurkan mainnet terbuka.
Namun demikian, laporan terbaru mengungkapkan fakta menarik di balik kejatuhan tersebut. Berdasarkan data publik, Pi Network memiliki total pasokan maksimum 100 miliar token. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65 miliar token telah dialokasikan untuk para "pelopor" dan komunitas globalnya.
Yang mencengangkan, 20 miliar token lainnya telah dialokasikan untuk tim inti, yang terdiri dari Kokkalis dan Fan. Berdasarkan valuasi FDV saat ini, 20 miliar token tersebut setara dengan nilai sekitar USD13,2 miliar. Jika dibagi rata, masing-masing pendiri memiliki kekayaan bersih sekitar USD6,6 miliar hanya dari kepemilikan token Pi.
Selain alokasi untuk tim inti, Pi Network Foundation juga mendapatkan alokasi sebesar 10 miliar token, yang saat ini bernilai lebih dari USD6,6 miliar. Meski struktur kepemilikan yayasan tersebut belum dipublikasikan secara resmi, dalam banyak proyek kripto, pendiri biasanya memiliki pengaruh besar terhadap dana cadangan ini, yang berpotensi menambah lagi kekayaan pribadi mereka.
Tak hanya itu, ada spekulasi bahwa Kokkalis dan Fan juga mungkin memegang sebagian dari 65 miliar token yang dibagikan kepada komunitas, meski belum ada konfirmasi resmi mengenai hal ini.
Kendati demikian, akses terhadap kekayaan ini tidak langsung dapat dinikmati. Menurut data dari PiScan, sebagian besar token tersebut masih dalam status terkunci. Pi Network akan membuka token secara bertahap hingga Mei 2028, dengan rata-rata pembukaan bulanan sebesar 131,2 juta koin, atau senilai sekitar USD87 juta dengan harga saat ini.
Proyeksi Pi Network
Setelah sebulan penuh tekanan dan volatilitas, harga Pi Network (PI) menunjukkan tanda-tanda stabilisasi yang memberi secercah harapan bagi para investor.
Baca Juga: Pi Network dan Pi Coin Mencuri Perhatian Lagi, Intip Fakta-Fakta Uniknya
Seperti dilansir dari Beincrypto, Dalam tujuh hari terakhir, PI berhasil mencatat kenaikan sebesar 4,7 persen. Meski masih tertinggal akibat koreksi tajam sebesar 31,5 persen selama 30 hari terakhir, pergerakan harga terbaru ini memberi sinyal bahwa pasar mulai menemukan keseimbangannya.
Namun, situasi pasar masih jauh dari pasti. Beberapa indikator teknikal menunjukkan bahwa kekuatan tren mulai terbentuk, sementara indikator lainnya justru masih memperlihatkan tekanan bearish yang belum benar-benar menghilang.
Dengan pembeli dan penjual yang terus tarik-menarik di zona penting, arah harga PI dalam jangka pendek akan sangat bergantung pada apakah level support atau resistance utama akan ditembus terlebih dahulu.
Secara teknikal, Indikator Directional Movement Index (DMI) mengisyaratkan bahwa kekuatan tren Pi Network mulai tumbuh. ADX (Average Directional Index), yang mengukur kekuatan tren tanpa memperhatikan arah, naik dari 12,24 menjadi 17,17.
Meski belum menembus ambang penting 20, kenaikan ini bisa dianggap sebagai tanda awal bahwa pasar mulai mengarah ke satu sisi dengan lebih kuat.
Komponen bullish DMI, yaitu +DI, juga mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 25,36 sebelum sedikit terkoreksi. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan beli masih lebih kuat dibanding tekanan jual, meski ada sedikit pelemahan dalam beberapa jam terakhir.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Produsen Indomie Kantongi Penjualan Rp90 Triliun
-
OJK Bongkar Maraknya Penipuan Digital, Banyak Pelaku Masih Berusia Muda
-
Bank Mega Syariah Catat Dana Kelolaan Wealth Management Tembus Rp 125 Miliar
-
Pertamina Tindak Lanjuti Keluhan Konsumen, Lemigas Beberkan Hasil Uji Pertalite di Jawa Timur
-
Naik Tips, OCBC Nisp Catat Laba Rp3,82 Triliun