Suara.com - Hitachi Energy menggandeng Amazon Web Services (AWS) untuk dalam mempercepat transisi energi global. kerja sama ini akan memperluas penerapan solusi digital berbasis cloud yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi, ketahanan, dan keberlanjutan sistem energi modern.
Fokus awal dari kemitraan ini adalah penyediaan Hitachi Vegetation Manager, sistem manajemen vegetasi berbasis Akal Imitasi (AI) di lingkungan cloud AWS. Solusi inovatif ini memungkinkan operator jaringan listrik dan perusahaan energi untuk secara proaktif mendeteksi dan mengurangi risiko gangguan vegetasi, salah satu penyebab utama pemadaman listrik di dunia, termasuk di Amerika Serikat, di mana menurut Departemen Energi setempat, lebih dari 20 persen pemadaman disebabkan oleh faktor ini.
Mengandalkan kombinasi teknologi canggih seperti AI, citra satelit, dan prakiraan cuaca waktu nyata, Hitachi Vegetation Manager dirancang untuk memperkuat keandalan sistem dan menurunkan biaya perawatan dengan memangkas risiko gangguan sebelum terjadi.
Sistem ini juga sejalan dengan kebutuhan jangka panjang dalam menghadapi kompleksitas jaringan listrik modern yang semakin dipenuhi oleh integrasi energi terbarukan dan permintaan elektrifikasi.
"Fokus kami tidak hanya pada manufaktur dan pemasangan teknologi jaringan listrik yang canggih. Kami juga menyediakan beragam portofolio solusi digital inti, seperti Hitachi Vegetation Manager, untuk memastikan sistem energi beroperasi secara optimal. Jaringan listrik menjadi lebih kompleks dengan penambahan energi terbarukan, serta meningkatnya permintaan elektrifikasi yang didorong oleh AI, EV, dan lainnya," kata Massimo Danieli, Managing Director, Grid Automation untuk Hitachi Energy seperti dikutip, Rabu (7/5/2025).
AWS, sebagai mitra teknologi, menyediakan infrastruktur cloud yang andal untuk mempercepat dan memperluas adopsi solusi ini. Kolaborasi ini juga memperluas kerja sama sebelumnya antara kedua perusahaan, termasuk proyek manajemen jaringan berbasis cloud untuk Conduit Power, yang berhasil memangkas waktu implementasi sistem dari 18 menjadi hanya 6 bulan.
"Seiring dengan terus berlanjutnya transformasi besar-besaran di industri energi, sistem cloud menawarkan peluang nyata bagi perusahaan utilitas, kereta api, dan energi untuk mengoptimalkan operasi, meningkatkan keandalan dan ketahanan, serta meningkatkan skala dan memaksimalkan investasi," kata Howard Gefen, GM bagian Energi dan Utilitas di AWS.
"Bekerja sama dengan Hitachi Energy, pertama pada kolaborasi untuk Conduit Power dan sekarang melalui SCA, menunjukkan kekuatan dan kemampuan cloud untuk meningkatkan skala solusi dan berkembang bersama organisasi, mempercepat inovasi, dan memberikan nilai luar biasa bagi pelanggan bersama kami," sambung dia.
Melalui perjanjian ini, Hitachi Energy juga berencana menghadirkan lebih banyak solusi digital lainnya ke AWS Marketplace, termasuk dari lini solusi manajemen aset dan tenaga kerja.
Baca Juga: 5 Pekerjaan Ini Tidak Bakal Bisa Digantikan Oleh AI
Dengan analitik prediktif dan kemampuan otomatisasi yang terintegrasi, operator energi dapat membuat keputusan lebih cepat, presisi, dan efisien dalam menjalankan operasional penting mereka.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Hitachi Energy dalam mendukung digitalisasi sektor energi dan mempercepat peralihan ke sistem energi berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan cloud dan kecerdasan buatan, Hitachi Energy berharap dapat memperluas akses ke solusi digital mutakhir yang dapat mendukung integrasi energi terbarukan dan memastikan pengiriman daya yang andal secara global.
Sebagai informasi, Hitachi Energy merupakan perusahaan teknologi global yang memajukan masa depan energi berkelanjutan untuk semua. Perusahaan memajukan sistem energi dunia agar lebih berkelanjutan, fleksibel, dan aman.
Dengan teknologi dan layanan inovatif termasuk integrasi lebih dari 150 gigawatt jaringan HVDC ke dalam sistem energi, perusahaan membantu membuat rantai nilai energi yang lebih efisien, membuat listrik lebih mudah diakses oleh semua orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Vivo dan BP Batal Beli BBM Pertamina, Kini Dipanggil ke Kantor Bahlil
-
Bukti Ketangguhan Pangan Nasional: Ekspor Pertanian Januari-Agustus 2025 Melonjak 38,25 Persen
-
Heran SPBU Swasta Batal Beli BBM Pertamina, Kementerian ESDM: Bensin Shell Juga Mengandung Etanol
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Daftar 96 Pinjol Legal Berizin OJK: Update Oktober 2025
-
Rekening Dana Nasabah Jadi Target Utama, Waspada Serangan Siber di Pasar Modal
-
Kemendag Terus Ajak Pelaku Usaha Ikut Pameran dalam Trade Expo Indonesia 2025
-
Biar Keuangan Tetap Aman, Mulai dari Literasi Kredit Sejak Sekarang
-
Menkeu Purbaya Bilang Malas Bangun Kilang Minyak, Pertamina Ungkap Bukti