Suara.com - Pergerakan saham PT Bank Syariah IndonesiaTbk (BRIS) menunjukkan reaksi yang kurang antusias terhadap isu santer yang menyebutkan bahwa mantan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Sunarso, menjadi kandidat kuat untuk menduduki kursi Direktur Utama bank syariah terbesar itu.
Pergerakan saham BRIS terpantau tertekan, seolah investor mencerna kabar ini dengan nada pesimis.
Pantauan Ringkasan Pasar mencatat, hingga pukul 10.35 WIB, saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) berada di level Rp 2.880 per saham, terkoreksi sebesar 20 poin atau setara dengan 0,69% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Padahal, saat pembukaan perdagangan, saham BRIS sempat dibuka pada level Rp 2.920 dan bahkan sempat menyentuh level tertinggi di Rp 2.940. Namun, sentimen pasar tampaknya berbalik arah seiring dengan mencuatnya kabar mengenai potensi kepindahan pucuk pimpinan BRI ke BSI.
Reaksi pasar yang cenderung negatif ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan analis dan pelaku pasar. Muncul dugaan bahwa investor mungkin mengkhawatirkan potensi perubahan strategi dan arah kebijakan BSI di bawah kepemimpinan baru.
Pergerakan saham BRIS hari ini menambah catatan dinamika pasar terhadap emiten bank syariah terbesar di Indonesia ini. Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 131,07 triliun dan rasio P/E di level 18,51, BRIS sejatinya memiliki fundamental yang cukup kuat. Namun, volatilitas harga saham seringkali dipengaruhi oleh sentimen pasar dan isu-isu korporasi, termasuk perubahan kepemimpinan.
Dalam setahun terakhir, saham BRIS mencatatkan rentang harga yang cukup lebar, dengan level tertinggi di Rp 3.350,00 dan level terendah di Rp 2.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa saham BRIS cukup sensitif terhadap berbagai sentimen dan perkembangan di industri perbankan syariah maupun pasar modal secara umum.
Kabar mengenai kandidat utama Dirut BSI ini tentu menjadi perhatian utama para pemegang saham dan calon investor BRIS. Keputusan mengenai pucuk pimpinan akan memiliki implikasi signifikan terhadap arah strategis, kinerja keuangan, dan ekspansi bisnis BSI ke depan.
Sunarso sendiri dikabarkan menjadi kandidat kuat untuk menjadi orang nomer satu di BSI dan akan dikukuhkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada sore hari ini.
"Infonya Pak Sunarso yang akan jadi kandidat kuat," sebut sumber Suara.com di Kementerian BUMN.
Baca Juga: Sunarso Jadi Kandidat Kuat Dirut BSI, Sore Ini Dikukuhkan
Sosok Sunarso yang dikenal piawai dalam memimpin BRI dengan fokus pada pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kini akan menahkodai bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Langkah ini dipandang sebagai strategi besar pemegang saham untuk membawa BSI menuju era pertumbuhan dan inovasi yang lebih agresif.
Meskipun masih abu-abu rumor ini, kehadiran Sunarso diyakini akan membawa angin segar dan perspektif baru bagi BSI, terutama dalam memperkuat penetrasi pasar syariah yang potensinya masih sangat besar di Indonesia.
Kepindahan Sunarso dari pucuk pimpinan BRI, bank dengan aset terbesar di Indonesia, menuju BSI tentu menyimpan tantangan dan harapan tersendiri. BSI, sebagai hasil merger tiga bank syariah BUMN, memiliki potensi sinergi yang luar biasa, namun juga kompleksitas dalam integrasi budaya kerja dan sistem.
Pengalaman Sunarso dalam memimpin organisasi besar dan menghadapi berbagai dinamika pasar diharapkan mampu membawa BSI untuk lebih solid, efisien, dan berdaya saing. Fokusnya yang kuat pada inklusi keuangan dan pemberdayaan UMKM juga dinilai akan selaras dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang mengedepankan keadilan dan keberkahan.
Agenda RUPST BSI yang dijadwalkan berlangsung pada sore hari ini diprediksi akan menjadi momentum penting dalam mengumumkan secara resmi perubahan susunan direksi, termasuk penunjukan Sunarso sebagai Direktur Utama. Keputusan ini tentu akan mendapatkan perhatian besar dari para pemegang saham, analis, dan masyarakat luas.
Sebelumnya, ada sejumlah nama yang digadang-gadang mengisi kursi dirut BSI. Mereka kebanyakan berasal dari eksternal perusahaan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak