Suara.com - Ketika dunia keuangan global mulai berubah arah menuju era digital, Indonesia tak mau ketinggalan.
Di tengah derasnya arus transformasi digital, satu nama mencuat sebagai tokoh kunci di balik revolusi sistem pembayaran nasional: Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI).
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia melahirkan sistem pembayaran berbasis QR code terintegrasi bernama QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang kini tak hanya menjadi tulang punggung pembayaran domestik tetapi juga menarik perhatian dunia internasional.
Langkah Perry tidak hanya menjadi bagian dari modernisasi infrastruktur keuangan nasional, tetapi juga mencerminkan visi besar guna membawa Indonesia naik kelas dalam peta geopolitik keuangan digital global.
Biografi Singkat Perry Warjiyo: Dari Solo ke Dunia Internasional
Lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 25 Februari 1959, Perry Warjiyo merupakan ekonom kawakan yang telah puluhan tahun berkecimpung di dunia keuangan.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Gadjah Mada (UGM), kemudian melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Iowa State University, Amerika Serikat.
Kariernya di Bank Indonesia dimulai sejak 1984.
Ia sempat menjabat Direktur Eksekutif di IMF (International Monetary Fund) pada 2007–2009, mewakili 13 negara Asia Tenggara.
Baca Juga: Mengapa AS Gelisah dengan QRIS? Inilah Alasan di Balik Ketegangan Global
Setelah kembali ke Indonesia, ia menduduki berbagai posisi strategis di BI hingga akhirnya ditunjuk menjadi Gubernur BI pada tahun 2018.
Kiprahnya dikenal dengan gaya kerja teknokratis, berorientasi pada inovasi, dan menjunjung prinsip inklusi keuangan.
Visi Digitalisasi Sistem Pembayaran: Membangun Ekosistem yang Inklusif dan Berdaulat
Perry Warjiyo memahami bahwa sistem pembayaran yang efisien, inklusif, dan aman adalah fondasi utama dari ekonomi digital.
Dalam pidato-pidato muatan strategisnya, Perry sering menekankan pentingnya transformasi digital yang tidak hanya dinikmati oleh kalangan kota, tetapi juga menjangkau UMKM, pedagang pasar tradisional, hingga pelosok desa.
Dari situlah lahir ide besar menyatukan seluruh standar QR code yang saat itu terfragmentasi oleh berbagai aplikasi dan bank.
Tag
Berita Terkait
-
Mengapa AS Gelisah dengan QRIS? Inilah Alasan di Balik Ketegangan Global
-
Turun Lagi, Gubernur BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Hanya 4,6 Persen di 2025
-
Apa Itu E-KTP Digital? Dokumen Wajib Saat Daftar CPNS 2025
-
Utang Indonesia Tembus Rp 7.144,6 Triliun, Ekonom: Itu Belum Besar
-
Ekonomi Global Belum Mereda, BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5,5 Persen
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Harga Emas di Pegadaian Meroket! Efek Menjelang Tahun Baru?
-
Bank Permata Salurkan Pembiayaan Hijau Rp556 Miliar Sepanjang 2024
-
Bank Indonesia Bongkar Penyaluran Kredit Makin Seret, Apa Alasannya?
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!